Irman Gusman: Kita ini Pintar-pintar Bodoh

Jumat, 07 Mei 2010 – 17:13 WIB
JAKARTA - Ketua DPD RI Irman Gusman menyebut kita adalah anak bangsa yang pintar-pintar bodohDia mencontohkan, setiap tahun Kementerian Kesehatan RI menggunakan APBN sebesar Rp10 triliun untuk menanggulangi wabah penyakit pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Escherichia (Echoli) dan Salmonella yang bersumber dari air

BACA JUGA: Istana Bantah Skenario SBY Selamatkan SMI

Sementara perusahaan daerah air minum (PDAM) yang ditugaskan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sama sekali tidak diberdayakan.

"Kita ini pintar-pintar bodoh, sudah tahu penyakit pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Escherichia (Echoli) dan Salmonella bersumber dari air yang tidak sehat
Logikanya, selain menyembuhkan warga yang sakit, sumber penyakit mestinya juga diberantas dengan cara menyediakan air bersih bagi warga negara

BACA JUGA: Hatta: Idealnya Bukan Orang Parpol

Anehnya, yang ditangani pemerintah hanya korban dengan biaya Rp10 triliun setiap tahunnya, sementara penyediaan air bersih yang mencukupi bagi warga tidak dilakukan," kata Irman Gusman usai menerima DPP Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi), di gedung Nusantara III, Senayan Jakarta, Jumat (7/5).

Menurut Irman, tindakan tersebut jelas-jelas pemborosan terhadap keuangan negara karena berprilaku menghambur-hamburkan keuangan negara untuk hal yang sama disetiap tahunnya
"Kalau mau dibilang pintar, mestinya Kementerian Kesehatan melakukan koordinasi dengan PDAM untuk mendorong perluasan wilayah layanan dan meningkat produksi air bersih sebagai salah satu program menyehatkan masyarakat," saran Irman.

Pendapat senada juga dilontarkan Anggota Komite II DPD RI asal Gorontalo, dokter Budi Doku

BACA JUGA: Gubernur Sumut Dicekal

Menurut dia, koordinasi diantara kementerian kian hari kian pudar"Para menterinya sibuk dengan kerja-kerja sektoral hingga terjadi pemberosan keuangan negara," tegasnya.

Lebih jauh dia mempertanyakan menundaan target program "Indonesia Sehat" yang semula direalisasi dalam tahun 2010 ini menjadi 2015Kata Budi Doku, penundaan itu jelas-jelas memperlihatkan ketidakmampuan pemerintah dalam menyehatkan anak bangsa ini sebagaimana yang telah disepakati PBB yang dicanangkan lewat Millenium Development Goals (MDGs).

Menurut Budi Doku, kebutuhan akan air bersih bukan saja persoalan hidup sehat"Di kampung saya, tepatnya di Kabupaten Gorontalo Utara, sebuah mushala tidak lagi berfungsi karena tidak tersedianya air bersih untuk berwudhukKalau dibiarkan berlarut-larut ini pasti akan mengganggu akidah dan pelaksanaan ibadah," tegasnya(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sjahril Djohan Minta Susno Tak Jadi Penakut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler