jpnn.com - JAKARTA - Bekas Ketua DPD Irman Gusman menolak menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka suap rekomendasi kuota distribusi impor gula.
Irman menyatakan hal itu di KPK, Selasa (11/10). "Betul (tak mau diperiksa, red,” ujar Irman yang didampingi pengacaranya, Razman Arif Nasution.
BACA JUGA: Kapolri Sebut Media Massa Bisa jadi Ancaman
Sedangkan Razman mengatakan, ada dua alasan sehingga kliennya menolak diperiksa. Pertama, Irman tengah mengajukan proses praperadilan atas penetapannya sebagai tersangka.
"Pak Irman sedang melakukan upaya hukum praperadilan di Pengadilan Jaksel. (Sidangnya) itu dimulai 18 Oktober 2016," ujar Razman.
BACA JUGA: Pamen Polri Peras Akiong, Bareskrim Turung Tangan
Kedua, kata dia, Irman didiagnosa penyakit jantung yang serius berdasarkan pemeriksaan dokter RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. "Beliau harus menjalani operasi yang serius. Beliau ada gangguan di jantung yang serius," katanya.
Berdasarkan diagnosa itu, Irman sebenarnya ingin memeriksakan kesehatan ke dokter KPK. Namun, lanjut Razman, faktanya justru penyidik tetap memaksa untuk memeriksa Irman.
BACA JUGA: Proyek e-KTP Diselewengkan, Politikus Golkar Menghadap Novel Baswedan
"Kami tidak setujui karena kuasa hukum sudah sepakat semasa praperadilan Pak Irman jangan diperiksa dulu apalagi beliau sedang sakit," katanya.
Menurut dia, sudah ada yurisprudensi perihal tersangka yang mengajukan praperadilan ini. Misalnya, mantan Menteri ESDM Jero Wacik dan bekas Menteri Agama Suryadharma Ali yang juga jadi pesakitan gara-gara dijerat KPK.
"Yurisprudensinya ada dua. Dulu ada Pak Suryadharma Ali yang juga ditunggu selesai praperadilan baru diperiksa. Kemudian, Pak Jero Wacik," katanya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Istri Irman Gusman Akhirnya Penuhi Panggilan KPK
Redaktur : Tim Redaksi