jpnn.com - jpnn.com - Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Prof Achmad Satori Ismail mengatakan bahwa isi ceramah dari seorang da’i tidak bisa diseragamkan.
Apalagi di masyarakat, umat Islam memiliki patokan yang berbeda-beda. Ada yang NU, Muhammadiyah, serta ormas-ormas Islam lainnya.
BACA JUGA: Sertifikasi Khatib Dianggap Cenderung Provokatif
Secara internal Ikadi sudah melakukan sertifikasi dai sendiri. Sertifikasi itu dilakukan untuk mengetahui kompetensi masing-masing dai.
Misalnya mengukur keahlian di bidang keagamaan apa, banyaknya surat Alquran yang dihafal, dan lain sebagainya.
BACA JUGA: Sertifikasi Khatib, Jangan Sampai Pengkhotbah Ditangkap
Ketua MUI Zainut Tauhid Sa’adi menjelaskan MUI melalui Komisi Dakwah sudah memiliki program sertifikasi da’i.
’’Bahkan kita sedang menyiapkan 150 ribu dai bersertifikat,’’ jelasnya.
BACA JUGA: Menteri Agama Lukman Hakim Wacanakan Sertifikasi Khatib
Dia mengatakan kaderisasi dai memang harus melalui proses pendidikan dan pelatihan khusus.
MUI dalam pengkaderan dai menanamkan sikap tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), dan sikap I’tidal (memegang prinsip) dalam melaksanakan tugas amar maruf nahi munkar.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) merancang program sertifikasi khatib. Namun sampai sekarang belum diputuskan lembaga mana yang menjalankan sertifikasi.
Rencana program sertifikasi khatib itu disampaikan Menag Lukman Hakim Saifuddin dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR, Senin (30/1).
Lukman menuturkan saat ini bangsa sedang diuji, dan arahnya pada disintegrasi bangsa. Sehingga dia berharap para dai untuk mengkampanyekan moderasi agama.
(wan/jpg/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: Apa Bangsa Ini Sudah Gawat, Khatib Saja Diatur
Redaktur : Tim Redaksi