ISIS Dihajar dari Darat dan Udara, 590 Militan Ditahan

Minggu, 26 Juli 2015 – 06:30 WIB
Militer Turki mengambil posisi di perbatasan Turki-Suriah.Foto: AP

jpnn.com - ISTANBUL - Serangan ke sarang militan Negara Islam alias Islamic State (IS) yang lebih dikenal sebagai ISIS (DAESH dalam bahasa Arab), kembali dilancarkan militer Turki.

Kemarin (25/7) gelombang ketiga serangan militer Turki mendarat di wilayah utara Iraq. Bukan hanya serangan udara, kali ini Turki juga melancarkan serangan darat.

BACA JUGA: Tante Lisa Ketahuan Begituan di Telepon Umum, Bukannya Malu Malah Cari Alasan

"Kami telah menginstruksikan serangkaian serangan ketiga di Syria dan Iraq. Operasi udara dan darat sedang berlangsung," kata Perdana Menteri (PM) Ahmet Davutoglu dalam jumpa pers di Kota Ankara.

Dia menegaskan bahwa tekad pemerintah sudah bulat untuk menumpas militan keji yang belakangan rajin menebar teror di Turki, Iraq, dan Syria tersebut.

BACA JUGA: Tradisi Sadis Ini Bantai Ratusan Paus Setiap Tahunnya, Ini Videonya...

"Tidak ada yang perlu meragukan tekad kami. Kami tidak akan membiarkan Turki diubah menjadi negara tanpa aturan," lanjut politikus 56 tahun tersebut.

Selain menyasar sarang ISIS di Syria dan Iraq, jet-jet tempur Turki menarget markas militan Kurdi, Partai Pekerja Kurdi (PKK), di Iraq. Bersamaan dengan itu, pasukan darat melancarkan serangan ke lokasi-lokasi yang sama.

BACA JUGA: Anjing Pitbull Terbesar di Dunia ini Punya Anak Seharga Setengah Juta Dollar

Sebelum menggempur wilayah Kurdi, Davutoglu berkomunikasi dengan pemimpin tertinggi wilayah otonomi khusus Iraq tersebut. Kemarin pagi kepala pemerintahan Turki itu mengontak Massud Barzani yang sering disebut sebagai presiden wilayah Kurdi. Dia menginformasikan target serangan sekaligus menjelaskan operasi udara dan darat terhadap PKK tersebut.

"Barzani mendukung rencana Turki dan mengizinkan pasukan kami melancarkan serangan ke sarang PKK. Dia bahkan mengungkapkan solidaritasnya terhadap Turki atas serangan maut yang baru saja terjadi di perbatasan," papar Davutoglu. Serangan maut yang dia maksud adalah ledakan bom di perbatasan Turki yang merenggut 32 nyawa aktivis pekan lalu.
 
Kemarin Turki melancarkan dua gelombang serangan sekaligus. Serangan gelombang pertama dilancarkan di Syria, menarget sarang ISIS. Sedangkan serangan gelombang kedua dilancarkan di Irak, menyasar markas PKK. Total, Turki telah melancarkan tiga serangan udara dan darat setelah memutuskan untuk terlibat langsung dalam perang antiteror melawan ISIS Jumat lalu (24/7).
 
Selain menggempur titik-titik pertahanan militan, Turki melakukan razia di berbagai wilayah di dalam negeri. Sejauh ini, Turki telah berhasil mengamankan sekitar 590 tersangka militan. Mereka tidak hanya berasal dari ISIS dan PKK, melainkan juga kelompok-kelompok militan lain yang selama ini eksis di Turki. Saat ini mereka diinterogasi dan terpaksa mendekam di tahanan.
 
Dari Iraq, pentolan PKK Zagros Hiwa mengecam serangan Turki kemarin. Dia menyebut serangan udara dan darat itu sebagai akhir proses damai dengan pemerintah.

"Turki telah mengakhiri gencatan senjata (dengan PKK)," ujar dia. Sejak 1984, PKK berusaha memerdekakan wilayahnya dari Turki. Etnis Kurdi yang menetap di perbatasan Iraq-Turki itu mendambakan negara berdaulat yang dikelola sendiri.
 
Tapi, Davutoglu bergeming. Dia malah menuding PKK sebagai pihak yang melanggar gencatan senjata. Sebab, militan Kurdi itu tidak kunjung menarik pasukan bersenjatanya dari wilayah Turki. PKK juga tidak menepati janji untuk melucuti senjata pasukannya.

"Turki akan terus maju. Dan, jika perlu, akan melanjutkannya sampai organisasi-organisasi teror itu musnah," tegas dia. (AP/AFP/BBC/hep/c11)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngeri, Lift Jatuh dari Lantai 12, Begini Kondisi Belasan Penumpangnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler