Kelompok IS (Islamic State atau Negara Islam) telah mengumumkan bahwa pemimpin baru mereka, Abu Al-Hassan al-hashemi al-Quraish setelah pemimpin sebelumnya tewas diserang pasukan khusus AS pada bulan Februari.
Hari Kamis (10/03) kemarin kelompok ini mengeluarkan pengumuman setelah tewasnya pemimpin terdahulu mereka, Abu Ibrahim al-hashemi al-Quraishi (Abu Ibrahim) dan juru bicaranya, Abu Hamza al-Quraishi (Abu Hamza), di bulan Februari.
BACA JUGA: Sydney Terancam Sub Varian BA2 Omicron, Bakal Ada Lonjakan Kasus
Menurut laporan pemerintah Amerika Serikat, Abu Ibrahim seorang ustaz yang juga pernah menjadi tentara semasa pemerintahan Saddam Hussein di Irak tewas di Suriah Utara bulan Februari dengan meledakkan sendiri bom yang menewaskannya dan keluarganya dalam operasi penangkapan yang dilakukan pasukan khusus Amerika Serikat.
Dia menjadi pemimpin IS selama hampir dua tahun.
BACA JUGA: Omicron Merajalela, Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong Merasa Terpenjara
Kematiannya merupakan pukulan keras terhadap IS setelah sebelumnya pemimpin IS yang sudah lama berkuasa yaitu Abu Bakr al-Baghdadi juga tewas dalam serangan serupa di tahun 2019.
IS tidak membantah atau pun mengukuhkan laporan AS tersebut dan juru bicara IS, Abu Umar al Muhajir, dalam keterangan yang direkam hari Kamis mengatakan bahwa pertempuran terakhir Abu Ibrahim adalah di penjara Ghuwayran yang terletak di provinsi Hasaka di Suriah Timur Laut.
BACA JUGA: Amerika Serikat Ada di Balik Pengembangan Senjata Biologis di Ukraina?
Menurut keterangan pejabat Suriah, sedikitnya 200 tahanan dan anggota kelompok militan dan 30 tentara tewas dalam serangan IS terhadap penjara tersebut di bulan Januari dalam usaha mereka untuk membebaskan anggota IS yang ditahan di sana.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Foto-Foto Warga Ukraina di Tengah Kerusakan Tempat Tinggal Mereka Akibat Perang