Ismail Bolong

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Senin, 07 November 2022 – 17:15 WIB
Ilustrasi Polri. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Di Masjid Ampel Surabaya ada legenda Mbah Bolong, yang menjadi salah satu santri pengikut Sunan Ampel.

Mbah Bolong punya karamah atau kemuliaan untuk bisa menerawangkan pandangannya sampai menembus ke arah Kakbah di Makkah.

BACA JUGA: Heboh Video Ismail Bolong, Kapolri Jangan Diam Saja

Karena karamah Mbah Bolong ini maka arah kiblat Masjid Ampel bisa akurat menghadap ke Makkah.

Mbah Bolong—mempunyai nama asli Sonhadji—punya kesaktian lain, yaitu punya nyawa rangkap sehingga bisa hidup kembali setelah mati sampai 9 kali.

BACA JUGA: Sebaiknya Kapolri Copot Komjen AA dan Bentuk Tim Pengusut Kasus Ismail Bolong

Di kompleks makam Ampel, di depan masjid, konon ada 9 makam yang diyakini sebagai makam Mbah Bolong.

Legenda itu menjadi bagian dari sejarah yang diceritakan dari mulut ke mulut.

BACA JUGA: Pengakuan Ismail Bolong Viral, Bisa jadi Video Kedua juga karena Intimidasi

Beberapa hari terakhir ini nama Mbah Bolong muncul lagi. Bukan sebagai legenda, tetapi sebagai whistle blower, peniup peluit untuk melaporkan kejahatan.

Kali ini Mbah Bolong bukan bangkit lagi dari kematian untuk menggenapkan 10 kali bangkit dari kubur. Akan tetapi, kali ini yang muncul adalah seorang pensiunan polisi bernama Ismail Bolong.

Ismail Bolong tidak ada hubungan dengan Mbah Bolong. Namanya mendadak viral karena pengakuannya memberikan uang setoran kepada pati Polri Komjen AA sebesar Rp 6 miliar.

Kasus ini punya potensi menjadi peristiwa whistle blowing paling mengegerkan di Indonesia. Sayangnya, hanya sehari setelah melakukan whistle blowing, Ismail Bolong menarik pernyataannya dan menyatakan minta maaf.

Sebuah video yang beredar menggambarkan Ismail Bolong sebagai petugas polisi yang bertugas di wilayah pertambangan batubara di wilayah Kalimantan.

Dalam pengakuannya, Ismail Bolong mengatakan bahwa ia bertugas melindungi operasionalisasi perusahaan pertambangan ilegal yang bekerja tanpa izin di wilayah itu. Saat ini, Ismail Bolong sudah mengundurkan diri dari keanggotaan Polri.

Karena beroperasi secara ilegal, perusahaan tambang itu harus patungan untuk membayar uang perlindungan.

Di kalangan pelaku premanisme uang perlindungan semacam itu disebut sebagai ‘’japrem’’ alias jatah preman.

Jumlahnya tergantung jenis operasi dan tergantung pada kelas operasinya. Kalau kelas kaki lima tentu japrem kelas kaki lima juga. Dan, kalau operasi kelas bintang lima maka japrem juga kelas bintang lima.

Japrem yang dikelola Ismail Bolong ini termasuk kategori japrem bintang lima. Setoran yang diberikan juga kelas bintang lima. Sekali setor nilainya 12 digit alias miliaran rupiah.

Penerima setoran juga bukan kelas preman pinggir jalan. Tidak tanggung-tanggung, penerima japrem, menurut pengakuan Ismail Bolong ialah Komjen AA, orang yang paling bertanggung jawab terhadap penanganan kejahatan kriminal di seluruh Indonesia.

Seharusnya Ismail Bolong menjadi whistle blower bintang 5 karena berani mengungkap kasus setoran japrem kelas bintang 5.

Sayangnya, hanya sehari setelah beritanya viral, Ismail Bolong membuat unggahan baru yang membantah pernyataannya sendiri, dan menyatakan permintaan maaf , sekaligus mencabut pernyataan sebelumnya.

Dalam video kedua yang beredar, Ismail Bolong mengatakan bahwa video pertama yang beredar direkam di bawah paksaan.

Menurut Bolong, dia dipaksa membuat pengakuan japrem itu di bawah ancaman. Bolong mengatakan bahwa dia membuat video pertama karena ditekan oleh Brigjen Hendra Kurniawan, yang ketika itu menjabat sebagai Karo Paminal Mabes Polri.

Hendra sekarang sudah dipecat dengan tidak hormat oleh komisi etika Polri, karena terlibat dalam kasus obstruction of justice, penghalangan penyidikan, pembunuhan Brigadir Yosua, yang melibatkan bekas Kadiv Propam Ferdy Sambo. Hendra dikenal sebagai salah satu dari anggota geng Sambo yang dikenal senagai ‘’Sambo Boys’’.

Kasus japrem yang diduga melibatkan AA ini bukan yang pertama. Sebelumnya, nama AA muncul dalam gambar skema grafis yang menunjukkan keterlibatannya dalam penerimaan japrem senilai Rp 2 miliar, dalam kasus pembelian arloji mewah merek Richard Mille senilai Rp 7 miliar.

Dalam skema grafis yang beredar luas di media sosial itu digambarkan alur peristiwa dan orang-orang yang terlibat. Digambarkan juga alur penerimaan japrem yang diduga melibatkan AA.

Pengungkapan japrem ala AA ini diduga menjadi bagian dari perang bintang di antara para jenderal di tubuh Polri.

Ketika kasus Ferdy Sambo sedang ramai-ramainya, muncul juga info grafis yang menggambarkan jaringan ‘’Kaisar Sambo’’, yang melibatkan jaringan jenderal polisi yang diduga terlibat dalam bisnis haram 303 alias perjudian.

Dalam info grafis itu tergambar secara detail siapa saja jenderal polisi yang menjadi bagian dari geng ‘’Kaisar Sambo’’ dan bandar-bandar judi yang terlibat di dalamnya.

Dalam info grafis itu digambarkan aliran dana dan juga skema operasi jaringan haram ini. Nama-nama yang disebut antara lain, FI, dab NA.

NA dicopot dari jabatannya karena dianggap bertanggung jawab terhadap Tragedi Kanjuruhan. Posisinya diganti oleh Irjen TM  yang sebelumnya bertugas sebagai kapolda Sumatera Barat. Belum sempat dilantik, TM sudah ditangkap, karena dugaan menjual barang bukti narkoba jenis sabu-sabu seberat 5 kilogram.

Penyergapan terhadap TM dilakukan oleh Polda Metro Jaya. Nama FI pun berkibar atas prestasi ini. Tetapi, di balik penyergapan itu muncul isu mengenai perang bintang di antara para jenderal di lingkungan Mabes Polri.

Penyergapan terhadap TM disebut-sebut sebagai gerakan ‘’The Empire Strike Back’’, serangan balik oleh kelompok Kaisar Sambo terhadap pesaing-pesaingnya di kepolisian.

Rupanya Kaisar Sambo bukan satu-satunya kaisar di lingkungan mabes polri. Diduga masih ada kaisar-kaisar lain yang punya jaringan sendiri. Pengungkapan dugaan suap arloji mewah terhadap AA diduga menjadi bagian dari perang bintang yang melibatkan para kaisar di lingkungan Polri.

Gaung kasus japrem arloji mewah itu tidak terlalu besar, karena tidak ada tindak lanjut terhadap kasus ini.

Maka muncullah pengakuan Ismail Bolong mengenai japrem tambang ilegal. Kali ini gaungnya bisa lebih besar, karena reaksi yang muncul cukup keras.

Sugeng Teguh Santoso, ketua IPW (Indonesia Police Watch) meminta Kapolri untuk membentuk tim khusus guna menangani dugaan japrem ini. Muncul pula desakan supaya AA dinonaktifkan sampai kasus ini tuntas.

Serial Star Wars alias perang bintang tampaknya akan terus berlanjut. Sebagaimana serial film Star Wars yang berlanjut sampai 6 seri, Star Wars di tubuh Polri ini akan terur berlanjut, entah sampai berapa episode.

Star Wars itu melibatkan kaisar-kaisar yang menjadi penguasa kekaisaran kecil di lingkungan Mabes Polri.

Ismail Bolong sudah mencabut pengakuannya mengenai japrem yang melibatkan AA. Meski demikian tidak berarti kasus selesai atau ‘’case closed’’.

Masih akan muncul lagi whistle blower baru seperti Ismail Bolong. Wajah Polri akan makin terlihat bolong kalau persoalan ini diabaikan, dan dibiarkan buntu tanpa tindak lanjut. (**)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler