jpnn.com, JAKARTA - Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) Jawa Barat menyoroti lemahnya pengendalian konsumsi tembakau di Indonesia melalui diskusi virtual 'Bagaimana Pengendalian Tembakau di Indonesia' pada Jumat (5/3).
Youth Tobacco Control Advocate Komnas Pengendalian Tembakau Manik Marganamahendra mengatakan, selama 15 tahun terakhir harga rokok makin terjangkau, termasuk juga prevalensi merokok pada anak muda.
BACA JUGA: Harga Rokok Murah Diperkirakan Kian Merajalela
“Masalahnya kalau anak muda sudah jadi konsumen, ke depannya juga berpotensi menjadi perokok,” ujarnya.
Manik mengatakan potensi anak muda menjadi perokok saat dewasa dipengaruhi dari lingkungan dan harga.
BACA JUGA: Usai Pilih Foto BCL dengan Ariel Noah, Ashraf Sinclair Pamit Tidur, Lalu Tak Bergerak Lagi
“Dari teman satu gengnya punya dampak, tapi di sisi lain juga ada harga yang mempengaruhi askes rokok,” katanya.
Padahal, mayoritas negara berkembang memiliki tingkat keterjangkauan yang tinggi terhadap rokok. Artinya, makin maju negaranya, harga rokok juga makin mahal.
BACA JUGA: Ayu Ting Ting Khawatir Lesty Kejora Hanya Dimanfaatkan oleh Rizky Billar
“Kalau kami bandingkan, ternyata keterjangkauan harga rokok kita dengan negara lain, kita masih di angka minus 50%. Artinya sangat terjangkau di masyarakat,” kata Manik.
Manik menambahkan, keterjangkauan harga rokok ini dinilai juga dipicu oleh perilaku bisnis perusahaan yang kurang baik, di mana harganya dijual lebih rendah di pasaran, sehingga mayarakat masih bisa mengakses.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LPEI dan BCA Jalin Kerja Sama Perjanjian Penjaminan Pemerintah
Redaktur & Reporter : Yessy