Israel Bombardir Syria, Netanyahu Sebut Aksi Bela Negara

Senin, 12 Februari 2018 – 13:06 WIB
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. Foto: Middle East Eye

jpnn.com, YERUSALEM - Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan berhenti membombardir Syria, Minggu (11/2). Operasi militer yang disebutnya sebagai "aksi bela negara" tersebut akan terus bergulir sampai Iran berhenti mengusik Israel.

Iran? Ya. Sejak awal, Iran-lah yang membuat Perang Syria ’’menarik’’ bagi Israel. Meski kehadiran militer Iran dalam konflik bersenjata yang muncul dalam gejolak Arab Spring 2011 itu tidak kasatmata, Israel yakin Negeri Para Mullah tersebut memegang peran penting di Damaskus. Setidaknya sebagai pemasok senjata dan penasihat militer.

BACA JUGA: Perang Renggut Masa Kecil Ribuan Anak

Karena itu, menyerang Iran menjadi kepentingan utama Israel dalam Perang Syria. ’’Israel akan terus membela kepentingan negara dan mempertahankan diri dari serangan musuh. Israel juga tidak akan berhenti mencegah Iran membangun kekuatan di Syria atau di wilayah mana pun di sekitar Israel,’’ tandas Netanyahu di hadapan kabinetnya sebagaimana dilansir Associated Press.

Pernyataan itu juga dia sampaikan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin melalui sambungan telepon.

BACA JUGA: Jelang Tujuh Tahun Perang Syria, Bagaimana Nasib Pengungsi?

Dalam Perang Syria, posisi Rusia dan Iran sama. Dua negara itu sama-sama memberikan dukungan kepada rezim Assad. Namun, jika dibandingkan dengan Iran, sepak terjang Rusia memang lebih kentara. Rusia terlibat langsung dalam serangan udara pasukan Syria.

Sementara itu, Iran hanya mengirimkan senjata. Mereka juga memperkuat Hizbullah, pasukan paramiliter Syiah Lebanon, yang terang-terangan mendukung Assad.

BACA JUGA: Rusia Mengamuk di Idlib, Dua Hari 103 Serangan Udara

Kemarin Putin menyayangkan sikap Netanyahu. ’’Kita semua perlu mencegah pecahnya konflik dalam skala yang lebih besar dan lebih membahayakan,’’ ungkap Putin sebagaimana disampaikan jubir Kementerian Luar Negeri Rusia kepada BBC.

Menurut Moskow, tidak sepatutnya Israel memperkeruh situasi di Syria dengan ancaman. Apalagi secara khusus mengancam keselamatan para personel militer Rusia di Syria.

Selain kepada Rusia, Netanyahu menyampaikan rencananya itu kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson. Berbeda dengan Moskow, Washington justru mendukung prinsip Israel tersebut.

’’Israel adalah sekutu dekat AS. Kami sangat mendukung hak mereka untuk membela diri dari militan yang dibekingi Iran di Syria.’’ Demikian bunyi keterangan tertulis Gedung Putih.

Tak hanya itu, Washington juga mengimbau Iran untuk tidak melanjutkan provokasi terhadap Israel di Syria. Namun, tentu saja imbauan AS itu tak digubris Iran.

Sejak awal, Teheran sudah menegaskan bahwa mereka bersih dari insiden penembakan F-16 milik Israel tersebut. Teheran juga membantah tudingan Israel tentang drone yang diterbangkan ke wilayah Israel dari Syria.

Drone milik Iran itulah yang lantas memicu aksi udara Israel atas Syria. Aksi udara yang melibatkan sejumlah F-16 itu kemudian berujung jatuhnya salah satu armada.

Hizbullah mengklaim sebagai penembak F-16 yang jatuh tidak jauh dari Kota Haifa itu. Untung, dua pilotnya luput dari maut setelah menekan tombol kursi pelontar. Tapi, seorang di antaranya terpaksa menjalani perawatan intensif karena terluka parah. (hep/c5/dos)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemberontak Syria Tembak Jatuh Sukhoi Rusia, Amerika Panik


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler