Israel dan Syria Baku Tembak, Rusia yang Panas

Selasa, 21 Maret 2017 – 06:56 WIB
Pejuang dari grup pemberontak Ahrar al-Sharqiya berjalan dengan senjata mereka di Kota Al-Rai, Syria, Senin (20/3). Foto: reuters

jpnn.com - Hubungan Israel dengan Syria dan Rusia memanas. Ancaman Menteri Pertahanan Israel Avigdor Liberman untuk menghancurkan sistem pertahanan misil Syria jika negara yang dipimpin Presiden Bashar Al Assad tersebut kembali menembaki pesawat Israel dengan misil, langsung direspons oleh Rusia.

Ancaman tersebut muncul setelah pasukan udara Israel dan militer Syria terlibat baku tembak di dekat Palmyra Kamis malam (16/3) hingga Jumat dini hari (17/3). Itu adalah kali pertama pasukan Israel menyerang hingga ke tengah-tengah wilayah Syria. Biasanya serangan hanya dilakukan di area perbatasan.

BACA JUGA: Pesawat Israel Hindari Indonesia, Begini Reaksi Kemlu

Rusia sebagai salah satu sekutu Syria tak tinggal diam. Hanya berselang beberapa jam setelah serangan berakhir, Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil Gary Koren. Duta besar Israel untuk Rusia itu ditanyai tentang serangan tersebut.

Saat Israel menyerang, pasukan Rusia tengah berada di Palmyra. Kota tua itu baru saja berhasil diambil alih dari tangan Islamic State (IS) alias ISIS. Ada sekitar 180 tentara Negeri Beruang Merah di Palmyra yang tengah menonaktifkan ranjau.

BACA JUGA: Tepat, Pemerintah Larang Pesawat PM Israel Lewat

”Pihak kementerian menyatakan kekhawatirannya terkait tindakan yang dilakukan (Israel) di dekat lokasi militer Rusia,” tegas Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov kemarin (20/3).

Sejak perang Syria berkecamuk, Israel sudah berulang-ulang menyerang pasukan Hizbullah di negara tersebut. Namun, baru kali ini Moskow memanggil Dubes Israel. Pemanggilan juga hanya berlangsung seminggu setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi Presiden Rusia Vladimir Putin.

BACA JUGA: Ini Sebab Pesawat PM Israel Dilarang Lewat Indonesia

Pertemuan tersebut dilakukan untuk memperkuat koordinasi antara militer Israel dan Rusia di Syria. Dengan begitu, mereka bisa beroperasi secara bebas dan menghindari konflik di wilayah udara Syria.

Duta Besar Syria untuk PBB Bashar Jaafari menyatakan hal berbeda. Menurut dia, dengan memanggil Koren, Rusia ingin mengirimkan pesan kepada Israel bahwa aturan permainan di Syria telah berubah. Kebebasan Israel di langit Syria sudah berakhir. (afp/reuters/cnn/sha/c10/any/tia/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesawat PM Israel Memutar demi Hindari Udara Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Rusia   Israel  

Terpopuler