Israel Ingin Hapus Jejak Islam dan Kristen di Yerusalem, Kereta Gantung Ini Buktinya

Selasa, 17 Mei 2022 – 04:00 WIB
Masjid Al Aqsa terlihat dari jendela Gereja Ortodox Rusia Maria Magdalena di Bukti Zaitun, Yerusalem. Foto: AHMAD GHARABLI / AFP

jpnn.com, YERUSALEM - Kementerian Luar Negeri Palestina pada Minggu (15/5) mengecam putusan pengadilan Israel yang menyetujui proyek kereta gantung di wilayah pendudukan Yerusalem Timur.

Pernyataan kemlu menyebut proyek kereta gantung itu sebagai "bagian integral dari kampanye Yudaisasi Israel di Yerusalem dengan tujuan untuk membuang identitas Palestina, Islam dan Kristen mereka."

BACA JUGA: Melawan Israel Tidak Cukup dengan Kutukan, MUI Tawarkan Aksi Konkret Ini

"Keputusan pengadilan menjadi bukti lain bahwa sistem pengadilan merupakan bagian dari pendudukan Israel untuk meladeni rencana permukiman dan Yudaisasi mereka," kata kemlu.

Pihaknya akan meminta banding ke pemerintah Amerika Serikat dan komunitas internasional untuk menekan Israel supaya menghentikan proyek di kota pendudukan tersebut.

BACA JUGA: Wartawan Al Jazeera Tewas Tertembak, Legislator Sebut Israel Lakukan Kejahatan Perang

Mahkamah Agung Israel pada Minggu menolak petisi terhadap konstruksi proyek yang membentang lebih dari 1,4 km dari daerah Bukit Zaitun ke Gerbang Al-Maghariba, salah satu gerbang utama Kota Tua Yerusalem, dekat Masjid Al Aqsa.

Israel menduduki Yerusalem Timur, di mana kompleks Masjid Al Aqsa berada, selama perang Arab-Israel pada 1967.

BACA JUGA: Bunuh Wartawan Al Jazeera, Polisi Israel Juga Kacaukan Pemakamannya

Israel lantas merampas seluruh kota tersebut pada 1980 dan tindakan itu tidak pernah diakui oleh dunia. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler