Israel Punya Beberapa Versi

Soal Penyerangan Kapal Misi Bantuan

Kamis, 10 Juni 2010 – 01:17 WIB
SAKSI BISU - Kapal Mavi Marmara yang belum lama ini diserang Israel di perairan internasional, saat coba membawa rombongan utama misi kemanusiaan ke Gaza, Palestina. Foto: Ilkhabergazetesi.com.

JERUSALEM - Israel terlihat serius mengagendakan investigasi internal insiden Gaza Freedom Flotilla akhir bulan laluKemarin (9/6), dalam rapat tertutup, para menteri senior yang tergabung dalam Forum of Seven menyusun detail rencana penyelidikan

BACA JUGA: Surya Butuh Perawatan Tiga Minggu di Yordania

Sementara itu, PBB tetap mendesak Israel mengizinkan tim internasional ikut menyelidiki.

Menurut media Israel, dalam waktu dekat, Forum of Seven akan melaporkan hasil rancangannya kepada Amerika Serikat (AS)
Lewat cara itu, mereka berharap AS akan memberikan dukungan terhadap investigasi internal terbatas Israel

BACA JUGA: Relawan Berangkat ke Turki

"Dengan dukungan AS, Israel yakin legitimasi investigasinya akan diakui masyarakat internasional," ungkap media terlaris Israel, Yediot Aharonot.

Konon, Forum of Seven yang beranggota tujuh menteri itu sengaja menyusun beberapa versi penyelidikan sebagai cadangan jika rancangan mereka ditolak Washington
Sebab, untuk mendukung rancangan Israel, pemerintahan Presiden Barack Obama harus yakin bahwa skema penyelidikan internal yang disusun Israel tidak bertentangan dengan standar internasional dan ketentuan Dewan Keamanan (DK) PBB tentang investigasi berimbang.

"Kami sadar bahwa partisipasi masyarakat internasional dalam investigasi (Israel) ini menjadi faktor yang sangat penting untuk membuktikan kredibilitas penyelidikan itu sendiri," kata Jubir Departemen Luar Negeri AS Philip Crowley, seperti dilansir Agence France-Presse

BACA JUGA: Flu Burung Tewaskan Wanita Hamil

Karena itu, AS lantas melakukan pembicaraan serius dengan Israel dan beberapa negara lain untuk membahas syarat kredibel tersebut.

Harian Haaretz melaporkan, rancangan pertama Forum of Seven tentang investigasi internal itu melibatkan dua pengamat asing"Tim investigasi internal itu terdiri atas panel juri Israel dan dua pengamat asing, yang masing-masing berasal dari AS dan satu negara Eropa," terang surat kabar Israel tersebutKonon, panel juri itu tidak berhak menerbitkan subpoena (panggilan tertulis untuk sidang)Selain itu, rekomendasi mereka tidak akan memiliki kekuatan hukum yang mengikat.

Terpisah, Menteri Pertahanan Ehud Barak menegaskan bahwa pasukan khusus Israel yang terlibat dalam insiden 31 Mei lalu itu tidak perlu menjalani interogasi"Komite (tim) investigasi boleh saja mendengarkan kesaksian dari para menteriTapi, mereka tidak berhak melakukan penyelidikan langsung terhadap anggota pasukan khusus yang terlibat dalam insiden itu," terang politikus berusia 68 tahun tersebut.

Longgarkan Blokade
Associated Press melaporkan bahwa Israel akhirnya melonggarkan blokade ke Jalur GazaBeberapa komoditas yang semula dilarang memasuki wilayah Palestina itu, kini diizinkan"Israel mencabut larangan masuk untuk soda, jus, selai, rempah-rempah, keripik, biskuit, permen, dan krim cukur," kata Raed Fattouh, pejabat kantor penghubung Palestina.

Mulai kemarin, imbuh Fattouh, sejumlah komoditas yang blokadenya dicabut itu sudah mulai masuk GazaHari ini atau besok, dia yakin jumlah barang "langka" yang biasanya harus diselundupkan dari Mesir itu akan semakin banyak di pasaranSayang, komoditas-komoditas penting yang sangat dibutuhkan masyarakat Gaza masih tetap dilarang masuk, seperti semen, besi baja, dan beberapa bahan bangunan.

Sementara itu, Sekjen PBB Ban Ki-Moon terus mendesak Israel untuk membuka pintu bagi negara-negara lain yang ingin terlibat dalam penyelidikan insiden maut di atas kapal Mavi Marmara tersebutSelasa lalu (8/6), diplomat Korea Selatan (Korsel) itu kembali mengimbau Israel untuk melibatkan tim penyelidik internasionalTapi, Israel tetap bersikeras untuk melakukan investigasi internal.

"Beliau (Ban) masih berharap agar investigasi itu melibatkan tim internasional yang kredibel agar proses penyelidikannya berjalan transparan, berimbang, dan tepat sasaran," ungkap seorang jubir PBB yang tidak disebutkan namanya kepada BBCSejauh ini, lanjut dia, organisasi terbesar dunia itu masih belum menerima penolakan resmi dari Israel terkait dengan permintaan PBB soal keterlibatan tim internasional tersebut(hep/c3/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wartawan Tertembak Dievakuasi ke Yordania


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler