JERUSALEM - Israel benar-benar mokongMengabaikan imbauan sekutu terdekatnya, Amerika Serikat (AS), dan masyarakat internasional, pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu maju terus dengan instruksi pembangunan 900 rumah baru di Permukiman Gilo, Jerusalem.
Kemarin (18/11), ajudan Netanyahu yang tidak disebutkan identitasnya menegaskan bahwa pembangunan 900 rumah baru itu merupakan bagian dari program rutin pemerintah
BACA JUGA: Membungkuk Dianggap Tunduk
"Pembangunan di Gilo merupakan proyek reguler yang sudah berjalan belasan tahunBACA JUGA: Janet Salahkan Dokter Pribadi Jacko
Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa Netanyahu tidak pernah meninjau ulang rancangan pembangunan di Gilo
BACA JUGA: Anak Aquino Capres Favorit
Netanyahu, seperti para pemimpin Israel yang lain, menganggap Gilo sebagai satu kesatuan dengan JerusalemMaka, tanpa banyak perdebatan, PM 60 tahun itu pun merestui pembangunan rumah-rumah baru tersebut.AS yang menjadi promotor perundingan damai Israel dan Palestina, menyatakan keberatannya atas rencana Negeri Yahudi tersebutTapi, melalui salah seorang pejabatnya, Israel justru menyebut keberatan AS itu tidak pada tempatnya"Penolakan AS atas rencana pembangunan di Jerusalem tersebut seperti seekor kerbau yang lepas ke pecinan," ujar pejabat tersebut.
Bahkan, Presiden AS Barack Obama yang sedang melakukan kunjungan resmi ke Asia pun angkat bicara"Saya rasa, rencana untuk membangun rumah-rumah tambahan itu tidak akan mendatangkan jaminan keamanan bagi IsraelSebaliknya, mereka justru akan semakin sulit berdamai dengan tetangga-tetangganya," ujar Obama dalam wawancara dengan FOX News, seperti dikutip Agence France-Presse kemarin
Meski Israel menegaskan bahwa Gilo masuk wilayah Jerusalem, secara de facto, permukiman Yahudi itu berada di Tepi Barat, PalestinaKarena itu, wajar jika Palestina menentang keras pemekaran bangunan fisik di kawasan tersebutSebab, kawasan hunian warga Palestina semakin berkurangApalagi, selama ini, mereka tidak pernah menang berebut lahan dengan Israel
"(Pembangunan) ini mengempaskan kesempatan terakhir menuju proses perdamaian," seru Nabil Abu Rdaineh, ajudan Presiden Palestina Mahmud AbbasSekali lagi, Palestina menegaskan bahwa pihaknya hanya bersedia kembali ke meja perundingan dengan Israel jika pemekaran permukiman Yahudi dihentikanBaik secara fisik melalui pembangunan rumah, maupun secara alami lewat pertambahan penduduk(hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahmadinejad: Tekanan Barat Kuatkan Kami
Redaktur : Antoni