Isran Noor Berkomitmen Tidak akan Menghapus Tenaga Honorer

Kamis, 13 Oktober 2022 – 21:50 WIB
Gubernur Provinsi Kaltim Isran Noor (ANTARA/HO-Biro Adpim Pemprov Kaltim)

jpnn.com - SAMARINDA - Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor berkomitmen tidak akan menghapus tenaga honorer.

Dia mengatakan penghapusan honorer bisa berdampak pada pengangguran massal di setiap daerah.

BACA JUGA: Osnardi: Kalau tidak Dibantu Guru Honorer, Kami Kekurangan Tenaga Pendidik

Isran Noor bahkan ingin meningkatkan kesejahteraan tenaga honorer. 

"Saya berkomitmen tenaga honorer tidak akan dihapus, apakah nantinya diganti namanya sesuai nomenklatur," kata Isran Noor dalam keterangan resmi di Samarinda, Kaltim, Kamis (13/10).

BACA JUGA: Ketum Honorer K2 Minta Regulasi Khusus Tenaga Teknis Administrasi, Jangan Cuma Guru & Nakes

Isran Noor mengatakan dalam pemerintahan terkecil seperti desa juga memiliki tenaga penyuluh dan ditambah lagi komponen pendukungnya seperti Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) yang jumlahnya 480 ribu di seluruh Indonesia.

"Dari angka tersebut, ternyata banyak yang berstatus masih honor, termasuk pengurus dan anggota Perhiptani Kabupaten Kutai Timur yang jumlahnya 265 orang, juga masih banyak yang honor," ujarnya seraya mengungkapkan rencana pemerintah pusat menghapus tenaga honorer.

BACA JUGA: Guru Honorer di Palembang Sulit Daftar PPPK, Ternyata Ini Kendalanya

Menurut Isran, hingga saat ini pemerintah belum mampu menciptakan lapangan kerja di luar pemerintahan, sebagai solusi bila aturan penghapusan tenaga honor tersebut diterapkan.

"Data yang saya dapatkan, tenaga honor di seluruh Republik Indonesia jumlahnya lebih kurang tiga juta orang, itu termasuk honor guru, penyuluh dan tenaga kesehatan," sebutnya.

Dengan jumlah tiga juta orang dan bila masing-masing menanggung empat anggota keluarga, maka jumlah berlipat.

"Dampaknya secara tidak langsung menambah angka pengangguran serta menciptakan kemiskinan baru," ungkapnya.

Mantan bupati Kutai Timur ini pun menceritakan dirinya pernah ke salah satu SD Negeri di Batu Raden, di Jawa Tengah. 

"Dari 10 guru yang mengajar, ternyata hanya tiga yang berstatus PNS, sisanya tujuh guru adalah honorer dengan gaji Rp 300 ribu, pekerjaan sama guru PNS," bebernya.

Karena itu, Isran Noor bertekad tetap mempertahankan tenaga honor bahkan mengupayakan meningkatkan kesejahteraan mereka.

“Akan tetapi mereka mensyukuri dan senang, itu baru satu sekolah. Lalu, kenapa tenaga honor mau dihapus," kata Isran Noor. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler