jpnn.com - BOGOR - Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah menyatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus memantau perkembangan klarifikasi terkait penyadapan yang diduga dilakukan Amerika Serikat dan Australia pada Indonesia. Sejauh ini, isu penyadapan itu belum terbukti lewat informasi yang valid sehingga dibutuhkan konfirmasi.
"Hari ini Menlu Marty Natalegawa diterima oleh Presiden (SBY, red) tentunya melaporkan langkah yang sudah dilakukan terkait info penyadapan," ujar Faizasyah di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin, (4/11).
BACA JUGA: Majelis Tak Kompak soal Fathanah Cuci Uang
Meski demikian Faizasyah tidak menampik bahwa dugaan penyadapan ini berpotensi mengganggu hubungan antara Indonesia dan dua negara itu. Pasalnya, hubungan kerjasama antarnegara juga didasari kepercayaan.
Tapi dengan penyadapan itu, lanjutnya, hubungan yang sudah terjalin pun bisa rusak. "Tindakan penyadapan tidak bisa diterima bukan adab atau norma yang dilakuan sahabat," sambung Faizasyah.
BACA JUGA: Konfrontir Keterangan Kasus Video Mesum Pelajar
Mantan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri itu menambahkan, Menlu Marty terus menjalin pembicaraan dengan mitranya dari AS dan Australia. Termasuk, memanggil duta besar dua negara itu di Jakarta.
"Kalau hubungan antarnegara, pemanggilan dubes adalah protes keras. Itu satu wujud ekspresi tidak nyaman dan ketidaksukaan," tandas Faizasyah. (flo/jpnn)
BACA JUGA: Imbau jangan Terima Harta Hasil Kejahatan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fathanah Dihukum 14 Tahun Penjara
Redaktur : Tim Redaksi