jpnn.com, SURABAYA - Stabilitas perekonomian Jawa Timur lebih baik dibandingkan provinsi lain di Indonesia.
Ketua Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Jatim Difi Ahmad Johansyah mengatakan, sejumlah kota di Jatim memiliki angka inflasi terendah secara nasional.
BACA JUGA: Ubah Aturan Giro Wajib Minimum, BI Longgarkan Likuiditas Perbankan
Namun, angka inflasi tersebut berbanding terbalik dengan laju perekonomian yang tumbuh signifikan.
Menurut kepala Bank Indonesia Wilayah Jatim tersebut, kondisi itu terjadi karena Jatim memiliki banyak produsen.
BACA JUGA: KAI Daop I Resmikan Pojok UMKM di Stasiun Gambir
Selain itu, pembangunan infrastruktur di Jatim cukup baik.
”Stabilitas perekonomian di Jawa Timur juga didukung peran pemerintah provinsi yang cukup besar,” terangnya.
BACA JUGA: SLIK OJK Gantikan BI Checking
Beberapa bulan lalu, BMPD juga telah mengedukasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jatim tentang perbankan.
Tujuannya, UMKM bisa memanfaatkan segala fasilitas yang ditawarkan perbankan dengan baik.
’’Kami berharap UMKM bisa maksimal dalam meningkatkan pendapatan daerah,” kata Difi.
Pertumbuhan ekonomi di Jatim berimbas pada peningkatan permintaan uang tunai.
Berdasar data Bank Indonesia, permintaan uang tunai di Jatim meningkat hingga 26,3 persen.
Yakni, dari Rp 21,8 triliun tahun lalu menjadi Rp 29,6 triliun pada 2017.
Pergerakan tersebut mengakibatkan persaingan perbankan di Jatim makin tinggi.
Karena itu, BMPD Jatim berfokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) perbankan.
’’Kami ingin koordinasi perbankan Jatim semakin kuat agar penyediaan uang rakyat bisa berjalan lancar, terutama menjelang Lebaran,” ujar Difi. (pus/c7/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Waspada Risiko AS dan Korut
Redaktur & Reporter : Ragil