jpnn.com - TAPTENG - Lam br Pasaribu (35) merasa hidupnya tak bahagia. Selama berumah tangga, dia mengaku kerap dipukuli suaminya DS (43), guru di salah satu SMK Negeri di Kecamatan Sibabangun, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara.
Bukan itu saja, hingga putri mereka Elis berumur 11 tahun, Lam tidak pernah tahu berapa sebenarnya penghasilan DS sebagai seorang guru PNS.
BACA JUGA: Puluhan Ton Pupuk Palsu Disita, Pemilik Kios Kaget
Dia cerita kepada Metro Siantar (grup JPNN), di awal pernikahannya 2002 lalu, DS masih bersikap sangat sayang kepadanya, begitu juga Lam. Meski hanya diberi belanja Rp500 ribu per bulan, dia tetap sabar mengarungi bahtera rumah tangganya.
“Sampai sekarang aku gak tahu berapa gajinya, gak pernah ditunjukkannya sama aku slip gajinya. Dan belanja yang dikasihnya sama akupun selama hidup bersamanya hanya Rp500 ribu sebulan. Itu pun terkadang jumlah yang diberikan kurang dari itu," akunya. Setiap kurang uang belanja, dia meminta kepada kedua orangtuanya di Medan.
BACA JUGA: Kesiapan JK Beri Kesaksian Bikin Kubu Yance Senang
Menurutnya, awal mula keretakan hubungan mereka terjadi di tahun 2004. Di mana kesabaran Lamria habis setelah melihat suaminya selalu pulang pagi dengan kondisi mabuk. Kabar yang diterima, DS tak hanya minum minuman keras, tapi juga sering main judi.
Saat Lam mencoba bertanya dan menasehatinya, balik caci makian dan perlakukan kasar yang ia terima dari DS.
BACA JUGA: Ditinggal Jualan di Warung, Rumah Ludes Terbakar
“Kalau kutanya kenapa pulang pagi, dia marah. Kadang saking emosinya, aku juga sering dipukul. Bahkan pernah juga ia mengurungku seharian dalam kamar,” beber Lam dengan mata yang berkaca-kaca.
Yang paling parahnya lagi, kata Lam terjadi di tahun 2008. Saat itu ia sering mendengar dari warga kalau DS juga suka main perempuan. Lalu ia mencoba mencari pembuktian dengan membuka HP milik DS.
Alangkah terkejutnya Lam saat membuka sebuah rekaman video dalam HP tersebut, di mana DS bersama seorang wanita sedang melakukan hubungan suami istri.
Beberapa saat kemudian, HP tersebut berdering. Saat diangkat, ia mendengar suara seorang wanita yang diduga adalah wanita yang ada dalam video tersebut.
"Kuangkat, ternyata suara perempuan, yang bertanya "bang kapan kita bisa ketemu",” ungkap Lam menirukan perkataan wanita dalam HP tersebut.
Dengan hati yang hancur Lam kemudian menghampiri DS dan mempertanyakan hal tersebut padanya. Namun DS tetap saja berkelit dan tidak mengakui keberadaan wanita tersebut. Merasa ditipu, Lam kemudian mengancam akan mengakhiri hidupnya dengan meminum racun rumput.
“Dikiranya aku main-main mau minum racun itu. Di depannya kuminum, saat dilihatnya benar-benar kuminum, ia berteriak minta tolong. Warga datang dan menyelamatkan aku,” ungkapnya.
Tak sampai di situ, kekesalan Lam kemudian memuncak tahun 2010, saat putrinya masuk rumah sakit. Ia tak mengira kalau DS betul-betul kejam terhadap mereka.
Saat itu, putrinya masuk rumah sakit di Medan, ia baru tahun kalau putrinya tersebut tidak terdaftar sebagai peserta Askes yang merupakan tanggung jawab DS sebagai kepala rumah tangga.
“Baru kutahu kalau anakku gak didaftarkannya menjadi peserta Askes. Padahal dia PNS, harusnya anak dan istrinya menjadi tanggungannya,” ketus Lam.
Karena 10 tahun yang dijalaninya bersama DS selalu dirundung pertengkaran, ia lantas memutuskan untuk membawa anaknya pulang ke rumah orangtuanya. Bukannya berubah, kelakuan DS malah semakin menjadi-jadi. “Kuputuskan untuk pulang ke rumah orangtua di Medan. Karena gak ada perubahan, selalu berantam,” akunya.
Hampir 3 tahun berpisah rumah, sambung Lam, tak sekali pun DS mengirimkan uang untuk kebutuhan mereka. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi, terdengar kabar dari seseorang yang mengaku melihat status DS yang diunggah dalam media jejaring sosial, yang menyebut sudah menikah lagi.
Mendengar itu, Lam yakin, ia teringat beberapa waktu sebelumnya, keluarga DS pernah mendatanginya ke Medan. Kedatangan mereka, meminta dirinya untuk menandatangani selembar kertas kosong yang diduga dijadikan modal untuk nikah kembali. "Tapi aku gak mau. Mungkin saja, tujuan tanda tangan itu untuk menikah lagi,” tukasnya.
“Sebenarnya sudah pernah kami laporkan ini ke Dinas Pendidikan dan BKD Tapteng. Tapi kayaknya mereka mencoba melindunginya. Karena sampai sekarang, sudah ada sekitar 2 tahun sejak kami laporkan belum ada juga tindakan tegas yang diberikan kepadanya. Makanya saya berharap kepada Pak Plt Bupati Tapteng untuk memberikan tindakan terhadap bawahannya tersebut sesuai dengan ketentuan disiplin PNS yang berlaku," ucapnya berjanji juga akan melaporkan DS ke polisi atas dugaan perzinahan.
Sementara itu, DS belum dapat ditemui untuk dikonfirmasi atas semua tudingan dan pengakuan Lamria tersebut. (ts)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lelang Jabatan Kadis Sepi Peminat
Redaktur : Tim Redaksi