jpnn.com, SURABAYA - Merasa anaknya masih hidup, Karin, 38, mengaku sering berhalusinasi bersama sang buah hati.
Sang suami Donwori, 40, agak lama memahami masalah psikis istrinya.
BACA JUGA: Saat Hamil Paling Laris, Tarifnya Lebih Mahal
Lambat laun, dia kuatir sampai akhirnya mengajukan talak cerai di Pengadilan Agama (PA), klas 1A Surabaya.
================================
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
================================
BACA JUGA: Ketika Istri Muda Berwajah Cantik Mirip Nabila Syakieb
Dengan berat hari, Donwori harus mengajukan talak cerai. Meski sampai sidang talak berlangsung, Donwori mengaku sangat mencintai istrinya.
”Kasihan sebenarnya, dia itu depresi, tapi kalau tiap hari seperti itu saya jadi yang takut sendiri. Pas tidur saya digorok kan ngeri juga,” kata Donwori di sela sela sidang talak cerai di PA, Jumat (2/5).
BACA JUGA: Percaya Diri Dicerai Karena Yakin Janda Itu Dicari
Bersama pengacaranya, Donjuan menyatakan istrinya sudah hampir tiga tahun mengalami depresi berat.
Setiap malam sang istri menangis. Istrinya juga sering menjerit-jerit memanggil anaknya.
Ketika ada bayi digendong orang tuanya, Karin menarik dan berusaha merebut anak itu dari pelukan ibu kandungnya.
Beberapa kali, warga Kedung Anyar itu akan digeruduk warga dan diciduk ke polisi, namun lolos karena dokter menyatakan Karin mengalami depresi jiwa.
“Kalau dibilang kasihan ya kasihan, saya ini sama sama stres. anak meninggal waktu lucu-lucunya. Itu anak saya dapatkannya sulit, nunggu lima tahun. Pas dapat sama Tuhan diambil cepat,” kata Donwori dengan mata berkaca kaca.
Pria yang bekerja sebagai staf administrasi keuangan bank simpan pinjam itu mengatakan trauma dan penyesalan dialami karena kematian putri tunggalnya karena kelalaian dia dan istrinya.
“Anak masih merangkak tiba-tiba mainan setrika, istri lupa setrika enggak dimatikan, akhirnya kesetrum. Istri menyesal sekali dan ingin bunuh diri kalau lihat setrika,” kata Donwori.
Istrinya sangat frustasi sampai akhirnya harus dirawat oleh psikiater sampai sekarang. Sang istri seakan tidak terima dengan kematian putri tunggalnya.
“Ini saya masih mediasi juga, kalau istri masih bisa sembuh saya lebih baik hidup bersama dia. Kasihan sekali istri,” kata dia.
Dalam proses sidang talak cerai yang berbarengan dengan bulan puasa ini, majelis hakim berusaha untuk menyatukan kedua pasangan suami istri yang sudah menikah 10 tahun itu.
“Saya ingin punya anak lagi dengan istri, ini saya terus berdoa kepada Allah,” pungkasnya dengan mata berkaca kaca. (*/no)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak dan Menantu Durhaka, Usir Ibu dari Rumahnya Sendiri
Redaktur : Tim Redaksi