jpnn.com, SURABAYA - Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang gala. Pepatah itu cocok disandangkan pada seorang ibu sebut Karin, 71.
Menantunya, sebut Donjuan, 45, seringkali mengusir dan menaruhnya di jalanan jika sedang marah.
BACA JUGA: Ketika Ibu Disebut Kurang Ajar, Istri pun Marah Sampai ke Pengadilan
===============================
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
===============================
Wajah Karin terlihat sangat lusuh. Berjalan sendirian dengan wajah penuh nestapa, Karin menyatakan jika dirinya baru diusir dari rumahnya sendiri.
BACA JUGA: Atas Nama Cinta, saat Ilmu Pelet tak Mempan, Pemanis Buatan pun Jadi
“Sudah lama gini ini. Kadang saya diturunkan di pinggir jalan. Pulangnya saya jalan ke Ploso,” kata Karin di depan kantor Pengadilan Agama (PA), klas 1A Surabaya, Jumat (17/5).
Sekilas wajah Karin tampak terlihat seperti pengemis. Karena sering dibuang menantu dan anaknya, ia terpaksa mengemis di pinggir jalan.
BACA JUGA: Karma Menanti, Sukses Pisahkan Menantu, Kini Terancam Dicerai Suami
Entah apa kesalahan Karin sampai menantu dan anak semata wayangnya sangat membencinya.
Dikatakan nenek dua cucu itu, meski anak kandungnya hanya satu, sebenarnya ia mempunyai dua anak angkat.
“Saya lama enggak punya anak, kata orang-orang harus ngangkat anak biar terbiasa ngemong anak,” kata Karin.
Dengan dua anak sebelumnya, Karin menganggap anaknya tiga.
“Saya enggak pernah membeda-bedakan mereka. Apalagi semuanya saya asuh sejak lahir procot,” kata Karin.
Sayangnya, putrinya sebut Mira, 40, tidak mau menerima kedua kakaknya. Ia merasa dialah yang memiliki hak atas semua harta, maupun kasih sayang kedua orang tuanya.
Perasaan iri Mira makin meningkat saat menikah dengan Donjuan.
Sejak menikah sampai sekarang, Mira dan suaminya ingin kedua kakaknya tidak lagi ke rumah orang tuanya.
Berbagai cara yang dilakukan untuk menjauhkan Karin dengan anak angkatnya.
Mulai dari mengadu domba, hingga melarang keduanya ke rumahnya sampai akhir hayat.
Puncaknya, sang anak marah dan hampir 5 tahun tak pernah ke rumah Karin, meski itu hari raya lebaran.
“Saya kira dengan anak-anak gak ke rumah, Mira sudah enggak iriirian. Ini kok malah tambah parah. Sedih banget rasanya hati ini,” kata Karin.
Terlebih tahun 2011 lalu, suami kesayangannya meninggal. Menurut Karin, dirinya ke Pengadilan Agama (PA) hanya ingin menanyakan proses pembagian warisan kepada anak anaknya.
Walaupun, anak kandungnya satu, serta kedua anak angkat yang sudah bertahun tahun tidak kunjung datang menengoknya, ia berharap warisan tetap ditujukan kepada ketiga anaknya.
“Saya enggak akan lama, pasti meninggal, saya ingin buat surat warisan dan saya titipkan ke notaris. Ini saya Tanya-tanya,” kata Karin.
Di Ploso, ia memiliki dua rumah dan dua rumah di Sedari. (*/no)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Curahan Hati PSK: Pengin Tobat, Cari Suami Perkasa
Redaktur : Tim Redaksi