jpnn.com - NGAWI - Istri kepala desa (Kades) Gendingan, Kecamatan Widodaren, Ngawi, Prapti Mardiani, 40, ditemukan tewas menggantung di rumahnya, Rabu (23/10). Kematian Prapti dinilai janggal oleh pihak keluarga.
Mereka menduga kematian ibu tiga anak tersebut tidak murni karena gantung diri. Hal itu pula yang membuat pihak keluarga meminta jasad Prapti diotopsi. "Kakak dan adiknya mengharapkan visum," ucap Titik, salah seorang kerabat Prapti, kemarin.
BACA JUGA: Telisik Tarian Bugil, Dewan Usul Karaoke Ditutup Sementara
Dia menambahkan, wajar jika pihak keluarga tidak terima atas kematian Prapti yang begitu mendadak dengan cara bunuh diri. Alasannya, selama hidup, korban dikenal kerabat sebagai sosok yang baik dan sabar.
Sementara itu, Kabaghumas Polres Ngawi AKP Lilik Sulastri menjelaskan, Prapti Mardiani kemarin sekitar pukul 06.00 ditemukan tewas oleh Puguh Endro Sambodo, 45, suaminya. Berawal ketika anak ketiga mereka merengek meminta susu.
BACA JUGA: Ganti Rugi Mushala Jadi Bancakan Pamong Desa
Namun, saat mencari istrinya, Puguh terbelalak mengetahui istrinya sudah tidak bernyawa lagi. Istrinya gantung diri menggunakan selendang yang diikatkan di blandar ruang makan rumahnya.
Berdasar informasi yang dihimpun di lokasi, sebelum bunuh diri, korban sempat cekcok dengan suaminya. Kabarnya, pemicu pertengkaran itu adalah kecemburuan sang istri terhadap suaminya yang diduga sedang dekat dengan seorang kledek (penari gambyong). (mg4/eba/JPNN)
BACA JUGA: Meninggal, Jamaah Haji Dimakamkan di Makkah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Protes, Jalan Ngumban Surbakti Diubah jadi Soekarno-Hatta
Redaktur : Tim Redaksi