Istri Menjerit-jerit karena Ulah Orang Tuanya Kepada Sang Suami

Senin, 06 Juni 2016 – 08:29 WIB
Ilustrasi. FAJAR/RADAR SURABAYA

jpnn.com - ADA yang bilang, dosa keturunan tak berlaku, tapi utang turunan akan terus berlanjut. Seperti yang dialami Donwori, 40, warga Driyorejo Gresik. Dia harus menanggung utang mertuanya. Tak mau menyicil beban utang lagi, Dia pun memutuskan menalak cerai istrinya, Karin, 38.

Suara menjerit-jerit dan menangis terdengar dari ruang sidang 2 di Pengadilan Agama (PA) Klas 1A, Rabu (1/6). Keluar dari ruang sidang, Karin sesenggukan dan hanya memeluk ibunya. Sementara Donwori langsung mlengos begitu saja meninggalkan Karin. 

BACA JUGA: PLTU Pulang Pisau Tambah 60 Mw

Tampak tak berdaya, Karin duduk di ruang tunggu PA menunggu jadwal sidang lanjutan. "Iki gara gara bapak bu. Kok tego (kok tega, Red) bapak nak keluargaku, ngancurno uripku (Menghancurkan hidupku, Red)," kata Karin menangis tersedu-sedu. Sang ibu, Mira hanya memeluk Karin sembari berkali-kali minta maaf. 

Karin mengaku tak menyangka bila suami yang sangat dicintainya bisa menalak cerai dia. Padahal, selama 15 tahun menjalin kehidupan rumah tangga, tak pernah sekalipun Donwori membentak dan bahkan terlihat sangat perhatian dengan keluarganya. 

BACA JUGA: Ny. Ina Darwanto Pimpin Pergantian Tiga Ketua Cabang Jalasenastri Armatim

Cicilan utang almarhum bapaknya Karin juga dicicil Rp 3 juta setiap bulan. Dalam dua tahun terakhir ini, Donwori mulai protes. Sebab, Donwori merasa dimanfaatkan oleh keluarga Karin. 

Gaji sebesar Rp 5 juta per bulan ludes untuk cicilan utang orang tua Karin dan biaya hidup sehari-hari. Akibatnya, hingga kini baik Donwori maupun Karin tak memiliki rumah sendiri. Mereka kontrak dari sana ke mari. 

BACA JUGA: Tewas Usai Selamatkan Anaknya, Mengharukan...

"Sebenarnya saya sudah minta keluarga bayar utang ke rentenir dengan jual rumah. Tapi ibu melarang karena memang masih ada satu adik lagi yang belum menikah," kata wanita empat bersaudara itu. 

Dua kakaknya sudah menikah dan kontrak di kawasan Menanggal dan Sidoarjo. Tak berbeda dengan Donwori, kedua menantu juga diminta untuk cicilan utang almarhum ayahnya. Maklum, utang almarhum ayahnya mencapai Rp 2 miliar. 

Almarhum ayahnya yang suka judi utang ke rentenir hingga mencapai Rp 3 miliar lebih. "Tanda tangan ayahnya itu utang dan dibayar turunannya, ya sudah akhirnya semua anaknya membayar. Ibu kukuh tidak mau jual rumah, yo wis begini risikonya," jelas wanita kelahiran Perak itu.

Sementara itu, Donwori terlihat sangat bingung dan galau di depan kantor PA. Dia mengaku mau balik ke istri dengan syarat, dirinya tak dibebani membayar utang-utang ayah mertuanya. "Ya siapa yang mau terus terusan hidup dibayangi utang yang bukan hutangnya," kata pria yang bekerja sebagai pegawai bank itu. 

Donwori juga ingin menabung rumah untuk anak semata wayangnya. "Berat juga ninggalin istri, tapi kalau bayar utang begini kapan saya bisa nabung. Kalau istri mau balik ya syaratnya saya tidak mau bayar utang lagi," jelas dia. (umi hany/no)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh... Ayah Satu Ini sudah Buang Bayinya Masih Saja Bilang Begini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler