jpnn.com - MALANG - Isu gas beracun berhembus hingga membuat kawasan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur jadi mencekam. Warga yang sebelumnya enggan mengungsi akhirnya meninggalkan tempat tinggal mereka. Sejumlah relawan dari berbagai unsur di posko transit juga bergegas meninggalkan kawasan Ngantang.
Tak jelas dari mana datangnya isu gas beracun. Namun kabar tak bersumber resmi itu beredar bersamaan dengan menyeruaknya bau belerang yang menusuk indra penciuman sekitar jam 13.00 WIB. Apalagi sebelum muncul bau belerang, suhu di Ngantang sempat terasa cukup panas.
BACA JUGA: Kelud Erupsi, 17 Ribu Warga Masih Mengungsi
Tak berselang lama, kabut tebal turun. Teriakan agar segera mengosongkan Ngantang bergema. “Ayo… ayoo…. Cepetan,… cepetan budal,” teriak sejumlah relawan agar semua yang masih berada di Ngantang segera bergeser ke kawasan Pujon dan sekitarnya seperti yang dilansir Malang Post (JPNN Group), Minggu (16/2).
“Cepetan-cepetan… cepetan budal,” seru relawan lain.
BACA JUGA: Wali Kota Sibuk Keluar Daerah, Kantor Jadi Arena Judi
Ajakan agar warga segera mengungsi pun datang dari para relawan yang berasal dari Malang Rover Skuadron. Membawa sejumlah mobil land rover, mereka menyusuri perkampungan di Desa Tulungrejo yang terdampak letusan Gunung Kelud, di antaranya Dusun Sayang. Di dusun ini semula sejumlah warga enggan mengungsi lantaran menjaga rumah.
Setelah diberi pengertian oleh Tim SAR dan anggota Malang Rover Skuadron bahwa cuaca mendung dan akan hujan, sejumlah warga pun akhirnya bersedia mengungsi. Mereka akhirnya naik mobil land rover yang dikerahkan di Desa Tulung Rejo.
BACA JUGA: Elektabilitas Dahlan Iskan Tetap Tertinggi
Bersamaan menyeruaknya bau belerang, jalan raya dari Ngantang menuju Pujon padat arus lalu lintas. Sirene meraung-raung di jalan. Jarak pandang yang sangat dekat, sekitar 3 sampai 5 meter lantaran kabut tebal membuat suasana semakin dramatis.
Kendaraan para relawan dan bantuan dari arah Pujon menuju Ngantang juga dihalau oleh warga dan sesama relawan lain. “Balik… balik… balik,” seru sejumlah relawan.
Malang Post dan sejumlah pengendara sempat diminta menepi dan berhenti sebentar saat mendekati kawasan Pujon. Pasalnya kabut sangat pekat yang membatasi pandangan itu cukup membahayakan pengendara.
Beredarnya isu gas beracun juga didengar para relawan yang tergabung dalam PPMR Rescue Malang Barat. Koordinator Posko PPMR Rescue Malang Barat di Desa Lebaksari, Pujon, Anas Sandi Firman yang ditemui Malang Post mengaku sempat beredar isu tersebut. Hanya saja dia tak mengetahui secara pasti. “Sebagai antisipasi, kami minta warga segera mengungsi. Yang semula tidak mau mengungsi, mau tidak mau harus dievakuasi,” kata Anas sembari mengatakan tindakan tersebut sebagai tindakan antisipasi.
Di posko PPMR Rescue Malang Barat, terdapat sekitar 700 orang. Mereka berasal dari Desa Kedaun, Sumbergondo, Tambal dan berbagai desa lain di kawasan Ngantang.
Ia mengatakan, kemarin memang tercium bau belerang hingga Desa Lebaksari, Pujon. Padahal sehari sebelumnya aroma belerang tak sampai di Lebaksari.
Soal isu gas beracun yang berhembus sebenarnya tidak benar. Wartawan Malang Post Bagu Ary W yang berada di Pos Pengamatan Kelud mengonfirmasi hal ini secara langsung ke pos tersebut. “Pengumuman dari Pos Pengamatan Kelud, Khoirul Huda, tidak ada gas beracun dari Kelud,” katanya. (van/han)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengungsi Kelud Mulai Diserang Batuk, Flu, dan Demam
Redaktur : Tim Redaksi