jpnn.com, JAKARTA - Kabar pembelian 5.000 pucuk senjata api kini mulai dibumbui tambahan informasi abal-abal dari pihak tidak bertanggung jawab.
Karena polemik itu sedang menjadi perhatian nasional, hoaks yang menyertainya pun cepat menjadi viral.
BACA JUGA: Agus Yakin Panglima TNI Punya Dasar Kuat soal 5.000 Senpi
Tujuan penyebaran kabar palsu itu sangat jelas, untuk memperkeruh suasana.
Salah satu di antaranya adalah posting-an status di Facebook dengan tulisan
BACA JUGA: Ini Saran Fahri ke Jokowi untuk Sikapi Manuver Panglima TNI
"PKI sudah dilatih pegang senjata. FPI kapan,,,? Ayok kita bangkit, kita tunggu apa lagi, tunggu ulama dibunuh, tunggu jenderal kita di masukin ke lubang buaya lagi,,,?.
Status itu disertai gambar pemuda yang berbaris sembari membawa senjata berbagai jenis.
BACA JUGA: Seharusnya Panglima TNI Tak Buru-buru Melempar Isu
Semua personelnya mengenakan topi dengan logo bintang merah di bagian depan.
Posting-an status tersebut membuat kesan seolah-olah PKI memang sudah siap bergerak lengkap dengan senjata.
Sang pembuat pesan, tampaknya, menumpang polemik pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tentang adanya impor 5.000 pucuk senpi ilegal yang dilakukan lembaga nonpemerintah.
Dengan posting-an itu, impor senpi tersebut seolah-olah dilakukan oleh lembaga bernama PKI dan kini siap digunakan.
Berdasar penelusuran digital, foto itu bukan barisan PKI. Foto tersebut dicomot dari situs berita Aljazeera.
Aslinya merupakan gambar anggota Tentara Rakyat Baru (NPA) yang merupakan pasukan Partai Komunis Filipina. Bukan di Indonesia.
Kini juga beredar informasi dari sejumlah portal karbitan yang berisi berita ngawur tentang pembelian senjata ilegal.
Judul berita di sejumlah portal tersebut bervariasi. Tetapi, isi beritanya sama.
Salah satu judul yang sudah banyak di-share di media sosial adalah TNI Gagalkan Pembelian 5 Ribu Senpi, Waspada Pelacur Demokrasi!.
Tidak sedikit portal yang memuat berita dengan judul palsu itu. Bahkan, ada yang nama portalnya sengaja dimirip-miripkan dengan nama media massa mainstream.
Kalimat pembuka pada berita itu langsung bernada kesimpulan. Padahal, jika dibaca secara teliti, judul tidak sesuai dengan isi berita.
Ada juga berita serupa yang menggunakan judul lebih heboh. Misalnya, TNI Gagalkan Penyelundupan 5 Ribu Senjata Api Pakai Nama Presiden. Padahal, isi beritanya persis dengan judul berita sebelumnya.
Agar lebih tepercaya, informasi TNI gagalkan penyelundupan 5 ribu senjata itu disertai gambar tumpukan senjata.
Namun, lagi-lagi gambarnya asal comot. Foto diambil dari media luar negeri yang tidak ada kaitannya dengan Indonesia.
Berdasar penelusuran Jawa Pos, portal yang menyebarkan kabar tersebut selama ini juga menyebarkan informasi yang tidak jelas kebenarannya.
Berbagai tema hoaks pernah mereka sebarkan. Mulai tragedi kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya hingga reklamasi Teluk Jakarta.
Nah, link berita-berita seperti itu yang selama ini banyak disebarkan melalui medsos.
Celakanya, banyak yang termakan informasi tersebut. Tidak sedikit netizen yang asal nge-share meski tidak mengetahui kebenarannya.
Bahkan, mereka terkadang ikut menyebarkan kabar tersebut hanya dengan membaca judul, tanpa mengetahui isinya. (gun/eko/c4/fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengadaan 5.000 Senpi Jadi Polemik, Ini Saran dari Fadli Zon
Redaktur & Reporter : Natalia