JAKARTA – Isu paham ekonomi neoliberalisme yang masih dijadikan senjata untuk menyerang pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, sebenarnya tidak efektif untuk mempengaruhi massaPengamat sosiologi politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sudjito mengatakan, isu neolib hanya menjadi konsumsi kelas menengah, yang jumlahnya masih minoritas di Indonesia.
“Dan kalangan kelas menengah di Indonesia itu belum menjadi kelompok ideologis
BACA JUGA: Visi Ekonomi Capres Belum Berdasar Konstitusi
Mereka masih sangat praktis, akan memilih capres mana yang menguntungkan merekaSemakin tidak berpengaruh, lanjut Arie, karena kelas menengah Indonesia juga sudah bisa memilah-milahkan sendiri mana capres-cawapres yang benar-benar neolib, dan mana yang pro ekonomi kerakyatan
BACA JUGA: Dipecat, Gus Choi Malah Syukuran
“Mereka tahu kok, semua capres itu berpaham neolib
BACA JUGA: Prabowo Garap Pemilih ABG
Jadi, kelas menengah tidak akan terseret dengan stigmatisasi neolib ke Boediono,” bebernya.Lebih lanjut dijelaskan, isu neolib yang terus-terusan dijadikan alat untuk menyerang Boediono, itu sebenarnya hanya sebuah jargon dan stigmatisasi saja“Karena membuat stigamtisasi dan jargon itu metode kampanye yang paling gampang,” ujar mantan aktifis 1998 itu
Tiga hal yang paling penting untuk kampanye malah belum dilakukan dengan baik, yakni langkah-langkah diplomasi, membangun opini yang sehat, dan pengorganisasian massa di tingkat bawah“Kalau terus beropini tentang neolib, justru mereka akan lupa membangun basis massa yang riil,” ujarnyaDikatakan Arie, hingga saat ini belum ada perdebatan serius mengenai program-program para capres dan bagaimana penjabarannya(sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Balik ke Barak Tak Jamin Netralitas TNI
Redaktur : Tim Redaksi