Visi Ekonomi Capres Belum Berdasar Konstitusi

Rabu, 03 Juni 2009 – 18:28 WIB
JAKARTA - Ketua Pelaksana Harian Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) Roy BB Janis menilai belum ada pasangan capres yang secara jelas dan tegas memperlihatkan visi dan misinya terhadap ekonomi bangsa ke depan.

"Yang ada itu baru sebatas debat kusir soal ekonomiBelum satupun pasangan capres yang mampu mejabarkan ekonomi sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 45, khususnya pasal 33," kata Roy BB Janis, di sela-sela persiapan peresmian media center koalisi PDP dengan Partai Demokrat, di Jakarta, Rabu (3/6).

Dijelaskan Roy, saat ini banyak orang yang lupa bahwa dalam ideologi Pancasila juga terkandung prinsip-prinsip dasar demokrasi ekonomi bangsa

BACA JUGA: Dipecat, Gus Choi Malah Syukuran

Landasan hukum ekonomi bangsa inilah yang selama ini belum dilaksanakan secara konsisten oleh siapapun pemimpin bangsa ini.

Sebagai cawapres, lanjut Roy, Prabowo Subianto yang saat ini banyak berbicara soal ekonomi kerakyatan lebih termotivasi oleh posisinya sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)
Dan itu belum cukup menjadi representasi atas keadaan ekonomi kerakyatan secara menyeluruh

BACA JUGA: Prabowo Garap Pemilih ABG

Rakyat jangan sampai terkecoh dengan motivasi tersebut.

Bagi Roy, ekonomi kerakyatan yang diusung Prabowo tersebut baru sebatas teori, implementasinya sangat diragukan karena belum tentu senafas dengan Pasal 33 UUD 1945.

"Secara objektif, walau belum cukup signifikan, visi dan misi ekonomi pasangan capres SBY-Boediono lebih mendekati pasal 33 UUD 45 tersebut
Pasangan capres Mega-Prabowo dan JK-Win masih berkutat dengan wacana," tegas Roy.

Mantan anak buah Megawati itu juga menyesalkan salah satu partai koalisi Partai Demokrat yang bertindak sebagai partai pertama yang mengendus isu neo liberal (neolib) menjelang pilpres 8 Juli 2009 mendatang.

"Setidaknya ada dua isu masing-masing neolib dan pakaian muslimah yang diendus oleh rekan koalisi Partai Demokrat sendiri yang pada akhirnya digunakan oleh tetangga sebelah untuk menyerang dan mendiskreditkan pasangan capres SBY-Boediono," ujar Roy lagi.

Tapi Roy sendiri menolak untuk membicarakan isu neolib dan pakaian muslimah dalam konteks pilpres mendatang

BACA JUGA: Balik ke Barak Tak Jamin Netralitas TNI

"Saya tidak mau membicarakan dua hal tersebut diatas karena pada akhirnya tidak akan membawa manfaat besar terhadap keseluruhan rakyat," tegas Roy(fas/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dikotomi Militer-Sipil Sebaiknya jadi Mitos


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler