jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ziyad Falahi menilai, isu Palestina kurang berpengaruh terhadap politik di Indonesia, jelang Pemilu 2019 mendatang.
Pasalnya, polemik Palestina selama ini adalah roller coaster dalam diskursus perpolitikan. Hilang dan timbul dengan sendirinya.
BACA JUGA: Ada Kelompok Gunakan Isu Palestina demi Pilpres 2019
Alasan lain, meski konflik Palestina kali ini berskala besar, tapi cara politikus dalam negeri dalam memainkan isu tersebut cenderung membosankan. Mereka pun tak mampu memberikan pendidikan yang baik bagi masyarakat.
"Termasuk peran politikus yang berasal dari partai berasaskan Islam, belum mampu memberi edukasi secara ilmiah bagi publik. Tema solidaritas sangat membosankan," ujar Ziyad kepada JPNN, Selasa (19/12).
BACA JUGA: Amerika Dikeroyok 14 Negara Anggota DK PBB Soal Yerusalem
Ziyad melihat, dalam hal ini justru yang diuntungkan politikus yang diduga tersangkut kasus dugaan korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).
Pasalnya, di saat tokoh dan rakyat ramai-ramai membicarakan Palestina, pemberitaan terkait kasus e-KTP justru terlupakan.
BACA JUGA: Oposan Presiden Jokowi akan Terus Menggunakan Isu Palestina
Padahal, kerugian negara akibat korupsi yang telah membuat mantan Ketua DPR Setya Novanto jadi penghuni sel tahanan itu mencapai triliunan rupiah.
"Jadi saya kira, yang diuntungkan bukan partai politik, tapi politikus yang terkena kasus e-KTP," pungkas direktur Pusat Kajian Survei Opini Publik ini.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Bukti Presiden Jokowi Tak Alergi Dengan Islam
Redaktur & Reporter : Ken Girsang