Amerika Dikeroyok 14 Negara Anggota DK PBB Soal Yerusalem

Selasa, 19 Desember 2017 – 08:04 WIB
Presiden Amerika Donald Trump. Foto: AFP

jpnn.com, NEW YORK - Setelah bergulir sejak pekan lalu, draf resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB soal Yerusalem diujikan dalam voting. Kemarin, Senin (18/12) sebanyak 15 negara anggota tetap dan tidak tetap DK PBB melakukan pemungutan suara di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat (AS).

Sejak kali pertama draf diedarkan ke seluruh negara anggota, DK PBB yakin resolusi tersebut tidak akan gol. AS, negara yang memicu kekisruhan di seluruh penjuru dunia karena mendeklarasikan Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel, jelas akan menggunakan hak vetonya.

BACA JUGA: Percikan Api Bikin Bandara Tersibuk di Dunia Lumpuh 11 Jam

Sebagai anggota tetap DK PBB, Negeri Paman Sam memang punya hak istimewa. ”Jika AS menggunakan hak vetonya, resolusi itu akan langsung gugur,” kata Mike Hanna, koresponden Al Jazeera yang bertugas di markas besar PBB.

Karena itu, Mesir sangat hati-hati memilih kata-kata dalam draf resolusi yang mereka susun tersebut. Di sana, mereka tidak menyebut AS sebagai pembuat gara-gara. Mesir berharap, dengan bahasa yang halus itu, AS tidak akan memveto resolusi tersebut.

BACA JUGA: Ini Bukti Presiden Jokowi Tak Alergi Dengan Islam

Namun, harapan dan strategi Mesir itu bakal sia-sia. Bagi AS, khususnya Presiden Donald Trump, reaksi dunia terhadap deklarasi 6 Desember hanyalah angin lalu.

Gedung Putih tetap membela sikap Trump yang menganggap deklarasinya sebagai perwujudan kebenaran. Sebab, seharusnya sejak dulu AS mengakui kota yang menjadi jujukan umat tiga keyakinan (Yahudi, Islam, Kristen) itu sebagai ibu kota Israel.

BACA JUGA: Dua Pekan Demo Anti-Trump di Palestina: 8 Tewas, 557 Terluka

Tak hanya deklarasi, Trump pun mengungkapkan rencananya untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Kota Tel Aviv ke Yerusalem. Meski tidak akan terwujud dalam waktu dekat, gagasan presiden ke-45 AS tersebut tetap memicu ketegangan.

Apalagi, saat menghadiri pertemuan Uni Eropa (UE) pekan lalu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengimbau negara-negara yang lain mengikuti langkah AS.

Dalam drafnya, Mesir menyoroti ajakan memindahkan kedubes atau misi diplomatik dari Tel Aviv ke Yerusalem tersebut.

”Resolusi itu berisi imbauan tegas kepada seluruh negara yang punya perwakilan diplomatik di Israel untuk tidak memindahkan kedubes ke Yerusalem,” kata Hanna, mengutip keterangan salah seorang staf PBB yang merahasiakan namanya.

Saat Mesir berusaha meyakinkan negara-negara anggota DK PBB lewat resolusinya, Israel menekankan kepada AS bahwa resolusi itu hanyalah cara Palestina untuk menulis ulang sejarah.

Trump yang meyakini Yerusalem sebagai bagian tak terpisahkan dari Israel pun percaya. Itu membuat veto tak terelakkan. Sebab, 14 negara anggota DK PBB yang lain sudah sepakat mendukung resolusi tersebut.

Kemarin Turki dan Palestina serta beberapa negara lain sudah berancang-ancang untuk melanjutkan perjuangan Mesir itu ke Majelis Umum PBB.

Sesuai resolusi 377-A bertajuk Uniting for Peace, segala perkara yang diangkat DK PBB dan tidak membuahkan solusi karena veto bisa dibawa ke Majelis Umum PBB. Dalam forum itu, seluruh negara anggota PBB akan terlibat.

”Dalam sidang Majelis Umum PBB, resolusi itu bisa lolos jika didukung oleh dua pertiga anggota PBB. Dan, kita sudah mendapatkan pendukung yang jumlahnya mencukupi untuk meloloskan resolusi tersebut,” kata sumber di Kementerian Luar Negeri Turki sebagaimana dilansir Reuters.

Meski dua pertiga dari total 193 negara anggota PBB itu sudah diamankan Turki, pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan terus berusaha menambahnya.

Pekan lalu, dalam pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Turki sukses mengamankan dukungan negara-negara muslim terhadap Palestina. Negara-negara itu pun berjanji kembali mendukung langkah Turki dalam sidang Majelis Umum PBB nanti.

Taha Ozhan, seorang legislator sekaligus ketua Komisi Luar Negeri Parlemen Turki, menyamakan langkah itu dengan sidang majelis umum pada 2012.

Saat itu seluruh negara anggota PBB memberikan suara mereka tentang status Palestina sebagai anggota PBB. Dalam resolusi tersebut, akhirnya PBB sepakat untuk mengakui Palestina sebagai anggota yang bukan negara. (hep/c7/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Paling Diuntungkan Polemik Yerusalem Ibu Kota Israel


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler