jpnn.com, JAKARTA - Kabar tentang reshuffle kabinet berembus kencang belakangan ini. Konon, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal merombak jajaran pembantunya, termasuk posisi kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang ditempati Budi Gunawan.
Namun, sebaiknya Presiden Ketujuh RI itu memiliki pertimbangan matang dalam memilih calon kepala BIN.
BACA JUGA: Kepala BIN Budi Gunawan Bergerak ke Zona Hitam, Ini Sesuai Arahan Jokowi
Menurut Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam, ada kriteria penting bagi seorang kepala BIN.
“Siapa yang layak untuk duduk jadi kepala BIN, saya kira basisnya ialah basis kapasitas," ujar Arif, Selasa (19/10).
BACA JUGA: Analisis Qodari, Jokowi Reshuffle Kabinet Oktober, Sekaligus Pengangkatan Panglima TNI Baru
Dia menegaskan kepala BIN harus memiliki kapasitas dalam mencari, mengolah, dan memvalidasi data. "Jadi, data itu bisa digunakan sebagai basis pijakan pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan,” katanya.
Baca juga: Pakar Pertahanan UI Anggap Wajar Kepala BIN Budi Gunawan Terbaik
BACA JUGA: Wawan Purwanto: Serangan Siber terhadap BIN Wajar
Kriteria lain bagi calon kepala BIN ialah penguasaan di bidang intelijen.
Sejumlah tokoh dengan latar belakang intelijen pun disebut-sebut sebagai calon kepala BIN, antara lain, KSAD Jenderal Andika Perkasa, Kepala BAIS Letjen Joni Supriyanto, mantan Danjen Kopassus Letjen (Purn) Doni Monardo, dan mantan KaBAIS Mayjen (Purn) Hartomo.
Arief mengatakan keempat figur tersebut memang memiliki kapasitas dan pengalaman di bidang Intelijen. Namun, dia juga menyinggung pentingnya kepala BIN memiliki kekuatan politik.
“Kepala BIN ini bisa dibilang memiliki muatan politis. Tentu saja kapasitasnya harus dibarengi oleh back-up politik sehingga dia layak dan dipilih Pak Jokowi menjadi kepala BIN,” ujarnya.(tan/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Antoni
Reporter : Fathan Sinaga