Isu Terhangat Dunia...Ini Tips Menangkal Terorisme Ala Jokowi

Selasa, 17 November 2015 – 06:19 WIB
Presiden Joko Widodo. Foto: Dok.JPNN.com.

jpnn.com - JAKARTA - Belakangan ini, semenjak tragedi Paris, terorisme menjadi isu paling hangat di dunia. Di hadapan para pemimpin dari berbagai penjuru dunia, Presiden Indonesia Joko Widodo menyampaikan resep penangkalnya. 

Dalam menghadapi masalah terorisme, sebagaimana disampaikan Jokowi dalam sesi Working Dinner Session KTT G-20 di Turki saat membahas Terrorism and Refugee Crisis, terlebih dahulu harus menyelesaikan akar permasalahannya.

BACA JUGA: Pentolan Yakuza Babak Belur Dihajar, Tewas

Antara lain dengan memastikan pembangunan berimbang, menghentikan kekerasan dan penindasan, serta menghilangkan diskriminasi dan menegakkan demokrasi.

"Ekstrimisme dan terorisme terjadi di mana-mana. Ini adalah tantangan yang perlu ditindaklanjuti dan disikapi bersama melalui tindakan konkret," kata Jokowi, dilansir dalam siaran pers, Senin (16/11). 

BACA JUGA: Lucu, Band Metal Australia Ditahan Malaysia, tapi Sempat Dimintai Tanda Tangan

Menurut Jokowi, dampak negatif yang nyata dari konflik yang terus terjadi di berbagai kawasan dunia adalah meningkatnya migrasi ireguler. 

"Ini menjadi tantangan yang cukup serius," imbuhnya. 

BACA JUGA: Pasang Bendera Setengah Tiang, Kedubes Prancis Hanya Layani Pendaftaran Visa

Di gelanggang pertemuan internasional tersebut, Jokowi menyerukan perlunya menumbuhkan toleransi di seluruh dunia.

"Diperlukan pendekatan terpadu yang mengharuskan negara-negara bersatu dan mengesampingkan perbedaan politik untuk menghadapi ekstrimisme dan terorisme."

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar serta negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, Jokowi berpendapat bahwa Indonesia adalah laboratorium yang menunjukkan bahwa Islam, demokrasi, dan kemajemukan bisa berjalan beriringan. 

Harmonisasi ini terlihat dari keseharian masyarakat Indonesia.

Jokowi juga mengungkapkan, bahwa selama ini Indonesia menerapkan kombinasi pendekatan hard approach dan soft approach

Hard approach pendekatan yang mengedepankan penegakkan hukum dan keamanan

Sedangkan soft approach pendekatan kebudayaan dan agama. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemimpin G20 Akui Islam Diselewengkan Demi Kepentingan IS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler