Isu Virus Penyakit Bikin Omzet Penjual Terompet Menurun

Selasa, 11 Desember 2018 – 08:57 WIB
Pembuat terompet tahun baru. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, LAMONGAN - Para perajin terompet di Kecamatan Sukodadi Lamongan, Jatim resah dengan isu virus di terompet. 

Entah siapa yang pertama kali menyebarkan isu virus tersebut. Isu virus pertama kali bergulir pada pergantian tahun baru 2017.

BACA JUGA: Wabah Difteri Menjalar, Penjual Terompet Ikut Kena Imbas

Disebutkan terompet tersebut mengandung virus. Hal ini membuat pemesanan mengalami penurunan.

Bahkan pada tahun - tahun kemarin, pemesanan bisa mencapai 7 ribu hingga 10 terompet. Namun, kini hanya 3 ribu hingga 4 ribu biji terompet saja.

BACA JUGA: Terompet Kalah Laris, Ayah Hendak Bunuh Anak Kandung

Menurut Untung salah satu perajin terompet, dia sudah berpuluh-puluh tahun membuat terompet.

"Namun sejak muncul isu virus tidak jelas itu hasil penjualan menurun," ujar Untung.

BACA JUGA: Bos Pembuat Terompet, Ternyata Keuntungannya, Wow!

Meskipun mengalami penurunan, Untung dan beberapa warga Desa Sumebraji tetap membuat kerajinan terompet yang biasanya digunakan untuk perayaan pergantian tahun.

"Terompet ini dijual di beberapa wilayah di Jawa Timur, dan sebagian pemesan juga datang dari luar pulau, seperti Kalimantan, Sulawesi bahkan hingga Timika," kata Untung.

Untuk harga pun bervariasi, mulai dari Rp 1.500 hingga Rp 10 ribu. Seperti halnya terompet yang berbentuk naga, harga nya mencapai Rp 10 ribu.

Terompet model seperti ini yang paling laris saat perayaan pergantian tahun. (pul/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Pergantian Tahun Baru, Peminat Terompet Masih Sepi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler