jpnn.com, SOLO - Ulama yang juga pemerhati sejarah KH Ahmad Muwafiq menduga ada pihak menggoreng keputusan bahstul masail Nahdlatul Ulama (NU) yang mengajak umat Islam tidak menggunakan kata kafir untuk menyebut nonmuslim. Padahal, istilah pengganti kafir bukan hal baru karena konteksnya terkait warga negara.
Kiai yang kondang dengan panggilan Gus Muwafiq itu mengatakan, Indonesia sejak berdiri sudah menggunakan kata rakyat kepada warga negaranya. Menurutnya, hasil bahtsul masail NU itu hanya sebuah penegasan. Baca juga: Jangan Sebut Kafir pada Warga Nonmuslim
BACA JUGA: Kafir dan Domba, No Problem
"Itu sudah dari dulu dan sekarang ditegaskan kembali tidak boleh menyebut kafir. Agar sesama rakyat Indonesia tidak saling menghujat," ujarnya usai menghadiri Kenduri Nusantara di di Benteng Vastenburg, Solo, Minggu (3/3).
Gus Muwafiq pun tak mau ambil pusing dengan polemik yang muncul pasca-keputusan NU melalui bahtsul masail di Banjar, Jawa Barat itu. Menurutnya, polemik soal penyebutan kafir muncul karena ada pihak yang menggorengnya.
BACA JUGA: Pesan Gus Muwafiq: Pilih Calon Pemimpin Pembawa Optimisme
Berita terkait: Penjelasan Ketum PBNU soal Larangan Menyebut Nonmuslim Kafir
"Kalau saya ya setuju, kan saya pengurus NU. Kalau masalah goreng itu memang hobinya goreng," kata ulama nahdiyin itu sembari tersenyum.(jpc/jpg)
BACA JUGA: Gus Muwafiq Anggap Neno Warisman Tak Ancam Tuhan, tetapi Tidak Mengerti
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri Hamzah : Enggak Ada Istilah Kafir Dalam UU dan Konstitusi Indonesia
Redaktur & Reporter : Antoni