Italia Ancam Tutup Pelabuhan untuk Pengungsi

Senin, 03 Juli 2017 – 07:56 WIB
Pengungsi Libya mengantre untuk turun dari kapal di Pulau Lampedusa, Italia. Foto: AFP

jpnn.com, ROMA - Italia mulai kesal dengan negara-negara Eropa lainnya terkait urusan pengungsi Afrika Utara dan Timur Tengah. Pasalnya, selama ini hampir seluruh pengungsi yang diselamatkan dibawa ke Italia.

Menteri Dalam Negeri Italia Marco Minniti mengatakan, pihaknya mulai kewalahan diserbu gelombang pengungsi. Karena itu, Italia berharap negara-negara lain di Eropa ikut membuka pelabuhan mereka untuk kapal-kapal penyelamat yang membawa para pengungsi tersebut.

BACA JUGA: Inilah Wanita Terseksi di Italia

”Kami berada di bawah tekanan yang luar biasa besar,” ujar Minniti kemarin, Minggu (2/7), sebelum bertemu Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Collomb, Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere, serta Komisioner untuk urusan pengungsi di Uni Eropa (UE) Dimitris Avramopoulos di Paris. Mereka akan membahas masalah krisis pengungsi tersebut.

Pada harian Il Messaggero, Minniti mengungkapkan bahwa pengungsi yang masuk ke Italia tahun ini naik 19 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sejak awal tahun sudah ada 83.650 pengungsi maupun imigran yang masuk ke Roma.

BACA JUGA: Gadis Italia jadi Mualaf, Berhijab, Resmi Dipersunting Cowok Batang

Negara yang dipimpin Presiden Sergio Mattarella itu memiliki 200 ribu tempat untuk mengakomodasi imigran. Hampir seluruh tempat tersebut telah terisi.

Hampir setiap hari kapal-kapal dari LSM, penjaga pantai Italia, serta kapal-kapal yang menjaga perbatasan UE menolong para pengungsi yang terkatung-katung di laut Mediterania. Kapal-kapal tersebut mengibarkan bendera berbagai negara di Eropa.

BACA JUGA: Dua Tahun Menabung, Gadis Italia ke Batang Demi Pemuda Pujaan

Tapi, para pengungsi itu selalu dibawa ke pelabuhan Italia. Pekan lalu Italia sempat mengancam bakal menutup pelabuhannya bagi kapal-kapal penyelamat yang bukan milik pemerintah Italia.

”Saya bakal bangga jika satu kapal saja pergi ke pelabuhan negara Eropa yang lain, bukannya ke pelabuhan Italia,” tegas Minniti. Menurut dia, itu bakal menjadi sinyal positif bahwa negara lain juga mau berbagi beban.

Pemerintah Italia ingin proses permohonan suaka dilakukan di Libya. Hanya mereka yang loloslah yang berhak masuk Italia. Dengan begitu, diharapkan pencari suaka tidak membeludak seperti saat ini karena ada penyaringan lebih dahulu.

Yang menyaring adalah badan pengungsi PBB alias UNHCR. Imigran yang tiba karena alasan ekonomi bakal dipulangkan lagi ke negara asalnya.

Senada dengan Italia, PBB meminta negara-negara Eropa yang lain ikut membantu menampung para pengungsi yang baru datang.

Komisoner UNHCR Filippo Grandi menegaskan, Italia butuh dukungan dunia internasional untuk mengatasi lonjakan kedatangan para pengungsi. Pekan lalu saja sudah ada 12.600 imigran dan pengungsi yang tiba di pantai Italia.

”Usaha penyelamatan ini harus diteruskan dan diperkuat. Tapi, ini tidak bisa menjadi masalah Italia saja,” tegasnya. Negara-negara lain harus ikut mengulurkan tangan.

Imigran yang tiba di Italia memang bakal disebar ke negara-negara Eropa yang lain. Tapi, penyebarannya sangat lambat dan jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang berdatangan.

Berdasar data UNHCR, sejak September 2015 hingga April 2017, ada 5.001 pencari suaka yang sudah direlokasi dari Italia ke 18 negara Eropa lainnya. Itu hanya 14 persen dari target awal, yaitu 34.953 orang.

Menurut Grandi, negara-negara Eropa lainnya harus benar-benar terlibat dalam sistem distribusi para imigran dan pengungsi tersebut. Dengan begitu, prosesnya bisa sesuai target. (AFP/BBC/AlJazeera/sha/c10/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kekerasan Terhadap Non-Pribumi Meningkat


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler