ITD Unair Teliti Potensi Zingiberaceae Jadi Tanaman Obat Anti-HIV

Minggu, 13 Juni 2021 – 23:30 WIB
Peneliti ITD UNAIR Teliti Potensi Zingiberaceae Jadi Tanaman. Foto: Humas Unair

jpnn.com, SURABAYA - Obat antiretroviral (ARV) untuk HIV memiliki efek samping jika digunakan dalam jangka waktu yang lama, yaitu menimbulkan resistensi obat.

Dari permasalahan itu peneliti Institute Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan peneliti Farmasi Bahan Alam Jurusan Farmasi Universitas Tadulako (UNTAD) Palu terkait uji kandidat tanaman obat sebagai anti HIV. 

BACA JUGA: Begini Syarat Pasien HIV Menerima Vaksin COVID-19

Peneliti HIV-1/AIDS ITD Siti Qamariyah mengatakan tim peneliti Universitas Tadulako berkontribusi dalam hal ekstraksi dan karakterisasi senyawa dari Zingiberaceae.

"Tim peneliti dari laboratorium HIV ITD UNAIR merupakan satu-satunya laboratorium di Indonesia yang memiliki isolat virus HIV. Sehingga berkontribusi dalam melakukan uji anti-HIV nya secara in-vitro," kata dia tertulis, Minggu (13/6).

BACA JUGA: Hari AIDS Dirayakan Saat Anak Indonesia dengan HIV Masih Kesulitan Obat

Siti mengatakan zingiberaceae merupakan ramuan abadi yang banyak tumbuh di daerah subtropis dan iklim tropis di Asia dan Pasifik. Menurutnya, tanaman itu ditemukan di daerah Taman Nasional Lore Lindu (LLNP) Sulawesi Tengah. 

Tanaman itu juga digunakan secara tradisional suku Topo Baria sebagai obat-obatan, penyedap rasa makanan, dan pembungkus makanan. 

BACA JUGA: Tercatat 432 Warga Menderita HIV AIDS, Paling Banyak Usia 25 Tahun

“Ada tiga spesies endemik tumbuhan Zingiberaceae di Sulawesi Tengah, yaitu Alpinia eremochlamys K. Schum, Etlingera ? exuosa A.D. Poulsen, dan Etlingera acanthoides A.D. Poulsen,” ungkap dia.

Dalam tumbuhan yang diteliti itu, ditemukan ekstrak metanol rimpang Alpinia galanga yang menunjukkan aktivitas penghambatan yang kuat pada replikasi virus HIV pada gen protease (PR). 

19S-19Acetoxychavicol asetat yang diisolasi dari Alpinia galanga dilaporkan mampu memblokir transportasi pada gen Rev. (E) -Labda-8 (17), 12-diene-15,16-dial yang diisolasi dari Alpinia zerumbet memiliki kemampuan untuk menghambat replikasi virus HIV pada gen integrase.

“Zerumbone merupakan senyawa utama dari Zingiber zerumbet dan Zingiber aromaticum yang juga dilaporkan mampu menghambat replikasi virus HIV,” tutur dia.

Kandidat anti-HIV pada tanaman obat Zingiberaceae, Alpinia eremochlamys, Etlingera ? exuosa, dan Etlingera acanthoides dilakukan secara in-vitro. Pengujian itu menggunakan fasilitas laboratorium berstandart tinggi yaitu Biosafety laboratorium Level 3 (BSL3).

“Tahapannya meliputi ektraksi senyawa, karakterisasi senyawa, uji toksisitas dan uji aktivitas anti-HIV dengan menggunakan sel limfosit (sel T) dan virus HIV yang diisolasi dari pasien HIV tipe 1,” jelas dia.

Menurut dia, berdasarkan hasil skrining anti virus yang dihasilkan, menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari rimpang E. Acanthoides dan A. Eremochlamys berpotensi menghambat replikasi virus HIV-1 pada sel MT-4 secara in-vitro. Rimpang E.

Acanthoides menunjukkan aktivitas anti virus yang paling bagus dengan nilai IC50, tingkat toksisitas yang paling rendah, dan selektivitas indeks tertinggi di antara kandidat anti HIV lainnya.

“Adanya kandungan senyawa terpenoid seperti zerumbone, ar-turmerone, caryophyllene, dan caryophyllene oxide serta beberapa asam lemak jenuh dan tak jenuh berpotensi sebagai aktivitas antivirus,” pungkas Siti. (mcr12/jpnn) 

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Arry Saputra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler