Iyum, Berharap Ada Keajaiban Saat Lebaran

Senin, 28 Juli 2014 – 04:31 WIB
Iyum hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur, sementara istrinya, Nita, memperlihatkan hasil rontgen yang menyebutkan Iyum menderita penyakit tumor otak. Foto: Usay Nor Rahmad/Radar Sampit/JPNN.com

jpnn.com - Hairum (33) hanya bisa terbaring lemas di tempat tidurnya. Ganasnya tumor otak telah merebut sebagian hidup laki-laki yang kini kian ringkih karena penyakitnya itu. Besarnya biaya pengobatan membuat Iyum-sapaan akrabnya-dan keluarga tak bisa berbuat apa-apa terhadap penyakitnya. Di hari yang fitri besok (28/7), mereka hanya bisa berharap pada keajaiban, Iyum bisa sehat kembali seperti sedia kala.

USAY NOR RAHMAD, Sampit

BACA JUGA: Tenggang Rasa Berbuah Panen Penghargaan

Iyum tinggal bersama istrinya, Nita (29) dan dua orang anaknya di Jalan Usman Harun III RT 4 RW 2, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Saat disambangi Radar Sampit (JPNN Grup), seluruh badannya terlihat membengkak. Kondisi itu membuat Iyum sulit dikenali teman-temannya karena perubahan di seluruh tubuhnya begitu drastis. Sudah dua tahun Iyum menderita penyakit itu.

BACA JUGA: Sebulan Buat 60 Eksperimen Daratkan Robot di Mars

"Memang, kelihatannya seperti gemuk, tapi bukan gemuk, itu bengkak sehingga tulang pipi tidak kelihatan," kata Nita yang setia mendampingi suaminya.

Nita menuturkan, sebelum penyakit itu menggerogoti Iyum, pada akhir tahun 2012 silam, saat mereka tinggal di kampung Keramat, rumahnya habis diluluh-lantakkan kebakaran besar yang menghanguskan kawasan itu.

BACA JUGA: Berharap Ada Perwira Indonesia Tampil di Jalur Gaza

Setelah hartanya habis terbakar, ujian bagi Iyum sekeluarga masih berlanjut. Beberapa bulan setelahnya, Iyum divonis menderita tumor otak oleh dokter di Rumah Sakit Umum Dr Murjani Sampit.

"Hasil CT Scan 24 Oktober 2013, menandakan suami saya positif menderita tumor otak dan harus dilakukan operasi ke Jawa," kata Nita sambil memperlihatkan hasil CT scan kepala suaminya.

Mendengar itu, Nita dan keluarga lainnya syok. Apalagi biaya untuk pengobatan Iyum tidak sedikit, sementara keuangan mereka terbatas.

Akan tetapi, upaya penyembuhan tetap dilakukan, diantaranya dengan menggunakan program Jaminan Kesehatan Daerah dan Prosahati.

Sampai akhirnya, pada 25 Nopember 2013, keluarga membawa Iyum ke Yograkarta untuk operasi pengangkatan tumor.

Operasi itu berhasil dan menunjukkan hasil positif saat itu. Akan tetapi, lima bulan setelah operasi, kepala Iyum kembali sakit. Bahkan, ingatannya kadang terganggu dan separuh badannya lumpuh sehingga harus dibopong untuk berdiri.

“Mungkin syarafnya kena atau entah apa penjelasan medisnya, yang jelas membuat seluruh keluarga sedih. Katanya setelah operasi masih ada pembekuan darah di bagian otaknya, sehingga menyebabkan keadaanya seperti itu. Kadang-kadang bisa tidak ingat sama sekali dengan orang, saya jadi sedih," kata Nita sambil berlinang meratapi nasib suaminya.

Menurut Nita, sebelumnya Iyum bekerja sebagai petugas kebersihan di Dinas Pertamanan dan Tata Kota Kotawaringin Timur (Kotim).

Akan tetapi, setelah penyakit itu muncul, pekerjaannya beralih tangan ke orang lain. Nita sempat ingin menggantikan posisi suaminya bekerja, namun karena ketentuan administratif, hal tersebut belum bisa diwujudkan.

Nita mengaku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk Iyum. Penghasilannya sebagai guru mengaji tidak memungkinkan untuk bisa membantu pengobatan suaminya.

Di Hari Raya Idulfitri kali ini pun, Nita dan Iyum serta dua anaknya tak bisa merayakan dengan penuh kegembiraan seperti orang pada umumnya. Akan tetapi, Nita menaruh harapan, ada sebuah keajaiban yang membuat suaminya bisa sembuh.

“Di hari yang fitri, kami berharap datang sebuah keajaiban, agar bisa melihat Iyum sehat kembali, atau setidaknya ada yang perduli dengan keadaannya,” tutur Nita. (*/ign)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lokalisasi Kian Sepi, Makin Sulit Cuci Mata


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler