Jabatan Dipreteli, Pemimpin Catalunya Berpotensi Masuk Bui

Senin, 30 Oktober 2017 – 07:02 WIB
Pemimpin Catalunya Carles Puigdemont. Foto: AFP

jpnn.com, BARCELONA - Nasib Carles Puigdemont berubah dengan sangat cepat. Setelah dengan gagah mendeklarasikan kemerdekaan Catalunya Jumat (27/10), dia malah kehilangan seluruh kekuasaannya. Bahkan mantan pemimpin Catalunya itu kini berpotensi jadi buronan.

Kejaksaan di Madrid menyatakan sudah menyiapkan dakwaan untuknya. Salah satunya tentu saja pemberontakan yang bisa membuatnya mendekam 30 tahun di penjara.

BACA JUGA: Tak Mau Merdeka, Ratusan Ribu Warga Catalunya Turun ke Jalan

Jika itu terjadi, maka salah satu pilihan baginya adalah meninggalkan Catalunya dan Spanyol. Untungnya, ada negara yang sudah menyatakan siap menampung Puigdemont.

Menteri Migrasi Belgia Theo Francken menyatakan bahwa negaranya akan memberikan suaka jika Puigdemont meminta.

BACA JUGA: Catalunya Merdeka, Tak Peduli Apa Kata Dunia

”Itu bukannya tidak mungkin jika kalian melihat situasi yang ada saat ini. Mereka (Spanyol) sudah membicarakan hukuman penjara,” katanya kemarin, Minggu (29/10).

Francken mempertanyakan apakah Puigdemont bakal diadili dengan seadil-adilnya ketika kasusnya diproses nanti. Perdana Menteri Belgia Charles Michel selama ini juga kerap menyerukan dialog antara Madrid dan Barcelona.

BACA JUGA: Barcelona Ancam Deklarasi, Madrid Bahas Pencabutan Otonomi

Sementara itu, terlepas dari ancaman yang ditebar kejaksaan, pemerintah Spanyol menawarkan kesempatan baru untuk Puigdemont. Yaitu, dia bisa ikut dalam pemilu 21 Desember mendatang.

”Dia tidak memiliki kekuasaan dan kekuatan finansial. Jadi, saya bersikeras, jika dia ingin terus lanjut di dunia politik, yang merupakan haknya, saya rasa dia harus bersiap untuk pemilu yang digelar 21 Desember nanti,” ujar Juru Bicara Pemerintah Spanyol Inigo Mendez de Vigo.

Puigdemont memang sudah tak memiliki kuasa apa pun. Pemerintah Spanyol telah menerapkan pasal 155 sejak Jumat malam (27/10) dan mulai berlaku Sabtu (28/10).

Pemerintahan wilayah otonomi khusus Catalunya dibubarkan. Jabatan Puigdemont dan para pejabat lainnya dicabut. Pemerintah Spanyol menerapkan pemilu regional pada 21 Desember nanti untuk memilih pejabat baru di Catalunya.

Berdasar survei yang dilakukan Sigma Dos, partai-partai pendukung kemerdekaan bakal mengalami kekalahan tipis dalam pemilu mendatang. Yaitu 42,5 persen berbanding 43,4 persen.

Selama ini mereka adalah penguasa parlemen. Survei dilakukan Senin hingga Kamis lalu saat pemerintah Spanyol bersiap mengambil alih Catalunya. (Reuters/Euro News/BBC/sha/c9/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nyali Menciut, Pemimpin Catalunya Ajak Spanyol Bernegosiasi


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler