Jadi Alternatif Mudik, Jalur Selatan Masih Rawan Longsor

Minggu, 03 Juni 2018 – 12:07 WIB
Kemacetan di jalan tol. Foto: Radar Cirebon/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Jalur pantai selatan (pansela) Jawa terus digaungkan pemerintah sebagai jalur alternatif musim mudik tahun ini.

Jalur tersebut dinilai akan memecah kemacetan. Sementara di beberapa jalur mudik lain masih terlihat beberapa masalah seperti jalan berlubang.

BACA JUGA: Jembatan Kalikuto Belum Kelar saat Puncak Arus Mudik

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra Saleh Atmawidjaja menyatakan, tol bukan satu-satunya pilihan untuk mudik.

Dia menyarankan masyarakat juga menggunakan jalan alternatif seperti pansela. Jalur tengah juga menjadi pilihan yang bisa digunakan.

BACA JUGA: Pelajar Indonesia Timur Ramai-Ramai Mudik Naik Kapal

"Kemantapan jalur mudik sudah 90 persen. Sebab, beberapa ruas belum sempurna," ujarnya.

Euforia penggunaan tol, menurut Endra, bukanlah hal yang baik. Dikhawatirkan, tol akan menjadi padat.

BACA JUGA: Tiket Mulai Ludes, Penerbangan Transit jadi Pilihan

Untuk jalur selatan, beberapa titik masih rawan longsor. Bentuk geografis pansela yang banyak terdapat pegunungan membuat daerah itu rawan.

Menurut data Kementerian PUPR, jalur pansela Jawa memiliki panjang 1.405 kilometer.

Tiap-tiap jalur memiliki lebar jalan 5 sampai 7 meter. Jalur pansela menyusuri garis tepi pantai mulai Banten, Jabar, Jateng, DI Jogjakarta, hingga Jatim.

Untuk menanggulangi masalah akibat longsor, Kementerian PUPR sudah menyiapkan tim siaga bencana saat mudik. Tim itu terdiri atas karyawan PUPR yang disiagakan secara bergantian.

"Ada 80 posko yang disiapkan untuk jalur-jalur yang dianggap rawan di Jawa dan Sumatera," ujarnya.

Jika terjadi bencana seperti tanah longsor, tim tersebut segera membersihkan jalan.

Direktur Lalu Lintas Ditjen Perhubungan Darat Pandu Yunianto menerangkan, pihaknya telah memantau sarana lalu lintas tol fungsional yang akan difungsikan.

Salah satunya adalah patok-patok reflektor untuk memandu pemudik yang berkendara pada malam hari.

"Mengemudi malam itu bergantung kebiasaan. Namun, kami sudah menyiapkan sarana pendukungnya," ujar dia.

Sementara itu, Kakorlantas Polri Irjen Royke Lumowa menggelar survei jalan tol Jakarta-Surabaya untuk mengantisipasi kemacetan akibat pembangunan yang belum selesai.

Survei digelar mulai Jumat (1/6) hingga hari ini. Untuk hari pertama, Kakorlantas mengunjungi tol Batang-Semarang.

Tepatnya Jembatan Kalikuto yang diprediksi belum kelar hingga 8-10 Juni yang menjadi puncak arus mudik.

Royke mengatakan, Jembatan Kalikuto diprediksi menjadi titik kemacetan krusial saat arus mudik.

Penyebab utamanya penyelesaian jembatan baru bisa dilakukan beberapa hari setelah puncak arus mudik.

"Penyelesaian Jembatan Kalikuto ini 12 Juni atau 13 Juni." (lyn/idr/c9/oki/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wilangan - Kertosono Bisa Dilewati H - 7 Lebaran


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler