Jadi Ancaman Global, Aksi SIAP Lawan Dengue Diluncurkan

Kamis, 21 November 2024 – 19:58 WIB
Talk show gerakan “Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue”. Foto Mesya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperkirakan sekitar 70% populasi dunia berisiko terjangkit dengue. 

Penyakit endemik itu tidak hanya berdampak pada kesehatan individu tetapi juga produktivitas nasional dan ekonomi. 

BACA JUGA: Kasus Dengue Meningkat, Kemenkes dan Takeda Gencarkan Upaya Pencegahan 

Di Indonesia, dengue menyerang berbagai lapisan masyarakat, khususnya kelompok usia produktif, sehingga menciptakan beban signifikan bagi sektor kesehatan dan tenaga kerja. 

Di sisi lain, dampak penyakit ini juga mengancam jiwa.

BACA JUGA: Pejabat Kemenkes Usul Program Introduksi Vaksin Dengue Dimulai Paling Lambat 2025

Menanggapi ancaman ini, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), PT Bio Farma, dan PT Takeda Innovative Medicines, didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), serta Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI), meluncurkan gerakan “Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue”. 

"Gerakan ini dirancang untuk memfasilitasi kolaborasi antara sektor publik dan swasta guna melindungi karyawan dan keluarga mereka dari risiko dengue," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI dr. Ina Agustina Isturini, MKM di Jakarta, Kamis (21/11).

BACA JUGA: Basmi DBD di Indonesia, Pandawara Group Ajak Masyarakat Jadi Dengue Patrol

Dengan mengedepankan pencegahan yang komprehensif, termasuk 3M Plus dan vaksinasi, SIAP Lawan Dengue bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Dia menjelaskan pada 2024, jumlah kumulatif kasus dengue di Indonesia sampai dengan minggu ke-45 adalah 217.019 kasus.

Incidence Rate (IR)  sekitar 77,55/100.000 penduduk, dan terdapat 1.255 kematian dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,58%. 

Kasus dengue terlaporkan dari 482 Kab/Kota di 36 provinsi, sedangkan kematian akibat dengue terjadi di 259 Kab/Kota di 32 Provinsi.

Beberapa tantangan dalam penanggulangan dengue seperti rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai tanda dan gejala dini dengue, sehingga sering kali menyebabkan keterlambatan penanganan pasien ke pelayanan masyarakat. 

Menurut dia, banyak masyarakat yang menganggap bahwa Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus merupakan tanggung jawab tenaga kesehatan saja. 

Dokter Ina menambahkan pemerintah telah melakukan beberapa inovasi untuk mengurangi dengue menuju nol kematian akibat dengue pada 2030.

Beberapa di antaranya adalah Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan serentak meluangkan waktu 10 menit pada pukul 10.00 WIB selama minimal 10 minggu setiap hari Minggu untuk melaksanakan 3M Plus, dan kegiatan lain untuk mencegah penularan infeksi dengue. 

"Yang kedua, saat ini terdapat 2 vaksin dengue yang telah mendapat izin edar dari Badan POM RI, yang sementara ini dapat digunakan menjadi vaksinasi dengan skema pilihan atau berbayar, bekerja sama dengan pihak organisasi profesi di Indonesia," ucapnya.

Terakhir, pemanfaatan inovasi vektor berupa teknologi nyamuk Aides aegypti ber-Wolbachia yang dalam penelitian di Yogyakarta dan di negara-negara lain seperti Brasil, Australia, Vietnam, dan lain-lain, sudah terbukti efektif untuk pencegahan dengue.

Saat ini sedang dilakukan pilot implementasi Wolbachia di lima kota, sebelum diperluas dalam skala nasional, yaitu di Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Tangerang, Kota Bontang, dan Kota Kupang. 

"Kegiatan ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat dan menginisiasi kerjasama secara terpadu seluruh pemangku kebijakan, para akademisi, organisasi profesi, mitra pembangunan dan masyarakat, untuk bekerjasama menanggulangi dengue," ujarnya.

Kementerian Kesehatan RI juga mengucapkan terima kasih kepada PT Takeda Innovative Medicines yang telah menyelenggarakan kegiatan Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue dalam rangka meningkatkan dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat untuk pencegahan dan pengendalian penyakit dengue.

“Negeri ini telah menjadi role model bagi negara endemis lainnya dalam memerangi dengue, dan kami di Takeda sangat menghargai upaya serta kepemimpinan Indonesia dalam mencapai kemajuan ini,' kata Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht. 

Dengan adanya gerakan SIAP Lawan Dengue, Takeda berharap dapat meningkatkan kesadaran dan langkah pencegahan dengue di lingkungan kerja, sehingga karyawan terlindungi dari risiko penyakit ini dan dapat berkontribusi dengan lebih produktif serta sehat bagi perusahaan dan masyarakat.

Wakil Ketua KADIN Bidang Kesehatan Komite Penyakit Menular, dr. Michael Rampangilei, menyatakan, kesehatan karyawan adalah salah satu aset utama bagi perusahaan, dan kesejahteraannya adalah hak yang harus dipenuhi.

Pencegahan penyakit seperti dengue tidak hanya menjaga kesejahteraan individu, tetapi juga mendukung lingkungan kerja yang produktif dan efisien. 

"Untuk itu, KADIN berkomitmen untuk memastikan bahwa pencegahan penyakit seperti dengue menjadi prioritas di tempat kerja.

"Melalui gerakan SIAP Lawan Dengue, kami bersama-sama dengan pemerintah, Takeda, dan mitra lainnya mendorong perusahaan untuk menerapkan langkah pencegahan dengue menyeluruh," ujar Rampangilei.

Sementara itu, Dr. dr. Astrid B. Sulistomo, MPH, SpOK, Subsp.BioKo(K), Ketua Umum PERDOKI, menggarisbawahi semua orang berisiko terjangkit virus dengue, terlepas dari usia, gaya hidup, dan di mana seseorang tinggal. 

"Dengue ini bukan hanya penyakit yang mengancam nyawa, tetapi juga menimbulkan beban yang cukup besar, baik bagi pasien dan keluarganya, perusahaan, maupun negara,' kata Astrid.

Oleh karena itu, perlindungan yang menyeluruh melalui pencegahan yang komprehensif memegang peran yang krusial.

Salah satunya melalui vaksinasi dengue yang telah direkomendasikan oleh asosiasi medis, seperti PERDOKI untuk para pekerja di daerah endemik atau bepergian ke daerah endemik, pekerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan pekerja di lokasi konstruksi. 

Selain itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) juga merekomendasikan penggunaannya untuk dewasa usia 19-45 tahun, serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bagi anak-anak usia 6-18 tahun.

Untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi perlu diberikan sesuai dosis yang direkomendasikan. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyebaran Virus Zika Bisa Dicegah dengan Program Dengue


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler