jpnn.com - SEMARANG - Berakhir sudah pelarian mantan Wakapolsek Gunungpati, Semarang, AKP Hadi. Perwira polisi yang diburu karena mengamuk dan nyaris membunuh atasannya, Kapolsek Gunungpati itu menyerahkan diri ke Mapolrestabes Semarang, Rabu (11/3) sekitar pukul 22.15.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono mengungkapkan bahwa Hadi menyerahkan diri ditemani istri dan anak menantunya yang juga seorang anggota Polri. Hadi langsung menuju ruang Kasi Propam Polrestabes Semarang.
BACA JUGA: Lelaki Kenakan Batu Akik Merah Tewas Dirampok
“Dia (AKP Hadi, red) menyerahkan diri karena malu dengan keluarga, atasan, teman seangkatan dan pimpinannya," kata Djohartono saat ditemui di Mapolrestabes Semarang, Kamis (12/3).
Meski telah kabur selama 24 hari terhitung sejak tanggal 16 Februari 2015, AKP Hadi belum dianggap disersi. Pasalnya, sesuai surat penetapan daftar pencarian orang (DPO) yang dikeluarkan oleh Kapolrestabes Semarang pada Jumat (27/2), AKP Hadi tercatat baru mangkir dari tugas selama 17 hari. "Belum masuk ke desersi, karena meninggalkan tugas dalam 17 hari saja," terang Djihartono.
BACA JUGA: Dua Anggota TNI Beraksi, Dua Begal tak Berkutik
Setelah menyerahkan diri pada Rabu (11/3) malam, AKP Hadi kemudian dijemput oleh petugas dari Propam Polda Jateng pada Kamis (12/3) sekitar pukul 10.00. Ia kemudian dibawa ke Mapolda Jateng untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Namun, AKP Hadi sempat menyampaikan keberatannya untuk diperiksa di Propam Polda Jateng. Alasannya, karena penyidik yang melakukan pemeriksaan berpangkat lebih rendah darinya. Bahkan AKP Hadi meminta untuk diperiksa di Mapolrestabes Semarang.
BACA JUGA: Todongkan Samurai, Tiga Perampok Minta Janda Itu Telentang
Kabid Propam Polda Jateng, Kombes Pol Hendra Supriyatna, mengatakan, proses pemeriksaan sempat berjalan alot lantaran AKP Hadi sempat menolak diperiksa di Propam Polda Jateng. Tapi pihaknya menolak permintaan AKP Hadi diperiksa di Polrestabes karena melihat track record-nya yang sering bermasalah. "Kami melihat yang bersangkutan sering melakukan pelanggaran, makanya kami tetap prosea di Polda," katanya saat dikonfirmasi.
Hendra menambahkan, pemeriksaan belum maksimal lantaran kondisi AKP Hadi yang masih labil. "Belum bisa ditanya banyak karena masih labil. Kalau ditanya ngelantur dan bikin emosi. Dia terlihat stress," ungkapnya.
Karena itu penyidik Propam berencana melakukan tes urine dan mendatangkan psikolog. Kondisi tersebut diduga lantaran AKP Hadi tertekan dan stress atau mungkin karena pengaruh narkoba.
Selama pelarian, AKP Hadi juga sering memantau pemberitaan dirinya di media massa. Selain itu, ia juga selalu berpindah-pindah tempat untuk menghindari polisi. (har/muz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waduh! Banyak Petani Alih Profesi jadi Begal
Redaktur : Tim Redaksi