jpnn.com - PALEMBANG - Kapolda Sumsel Irjen Pol Iza Fadri menyatakan pihaknya terus bertindak tegas terhadap aksi begal motor yang makin marak. Namun disebutkan, kejahatan jenis ini terus terjadi karena munculnya pemain-pemain baru.
Munculnya para begal baru itu berkaitan dengan anjloknya harga komoditas andalan Sumsel seperti karet dan kelapa sawit.
BACA JUGA: Bacok Selingkuhan Istri Hingga Tewas
Kondisi tersebut, jelas dia, disebabkan para pemain baru yang tertangkap mengaku bahwa mereka sebelumnya bekerja sebagai petani. Lantaran harga karet dan sawit merosot, mereka lantas menekuni profesi baru. Yakni, membuat senpi rakitan atau menjadi begal motor.
’’Dengan kondisi ekonomi saat ini, niat menjadi pelaku kejahatan jadi ada,’’ katanya dalam rilis hasil Operasi Senpi Musi 2015 Rabu (11/3).
BACA JUGA: Awas Palang Pintu KA Jadi Lokasi Favorit Rampok
Curas atau begal motor pada periode Januari–Februari lalu, kata Iza, mencapai 101 kasus. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan periode yang sama pada 2014, yakni 146 kasus.
’’Memang menurun jumlahnya dibanding tahun lalu, tapi tetap ada. Itulah yang menjadi perhatian kami. Kenapa terus tumbuh. Mungkin karena faktor ekonomi. Yakni, menurunnya harga komoditas di Sumsel,’’ ujarnya.
BACA JUGA: Ha..ha...Maling Motor tapi Motornya Sendiri Ditinggal
Kasus begal motor berkaitan erat dengan senpi rakitan atau sajam. Menurut Iza, pelaku biasanya memakai dua jenis senjata tersebut. Untuk hasil Operasi Senpi Musi 2015, jajaran Polda Sumsel berhasil mengamankan puluhan pucuk senpi serta puluhan tersangka.
Kasus yang menonjol, pengungkapan home industry senjata api rakitan di Kecamatan Sekayu, Muba, oleh anggota Satreskrim Polres Muba serta dua home industry senpi rakitan di Kecamatan Rambutan, Banyuasin, oleh Unit I dan IV Subdit 3 Ditreskrimum Polda Sumsel. (gti/air/ce5/JPNN/c15/diq)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Walah, Sidang Pengasuh Ponpes Cabul Jadi Arena Baku Hantam
Redaktur : Tim Redaksi