Jadi Capres Lagi, Janji Kikis Politik Dinasti

Kamis, 01 Agustus 2013 – 00:11 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, menyatakan bahwa keputusannya maju lagi sebagai calon presiden tidak didasari keinginan untuk berkuasa. Ia justru mengaku ingin membangun tradisi baru dengan lebih cepat mendeklarasikan diri sebagai capres berpasangan dengan Hary Tanoesoedibjo.

Wiranto mengakui, sejumlah pihak memang menganggap deklarasinya sebagai capres terlalu dini. Namun, katanya, deklarasi yang terlalu mepet dengan pelaksanaan Pilpres justru akan mempersempit waktu sosialisasi sekaligus membuka celah politik transaksional.

BACA JUGA: Cari Berkah, Dahlan Iskan Duet Amal Dengan Wali Band

"Undang-undang tidak mengatur tentang jadwal deklarasi capres-cawapres. Tapi kalau terlalu dekat, maka terlalu pendek pengenalannya, di situ rawan politik dagang sapi, misal jual beli kursi menteri," kata Wiranto di sela-sela acara buka puasa bersama wartawan di Jakarta, Rabu (31/7).

Mantan Panglima TNI itu menegaskan, dirinya maju lagi sebagai capres juga bukan demi mengejar fasilitas kepresidenan. Wiranto mengaku mau maju lagi karena demi mewujudkan pemerintahan yang bersih.

BACA JUGA: Busyro: Semua Tersangka Pasti Ditahan

"Saya tidak mengejar kenikmatan atau fasilitas presiden. Apa yang dipakai presiden, saya pernah pakai bertahun-tahun, mobil, hotel, menu. Hanya saja saya ajudan," ucap pria yang dalam dua kali pilpres ikut sebagai kontestan itu.

Wiranto pun berani menjamin bahwa dirinya tidak akan menerapkan politik dinasti jika kelak terpilih sebagai presiden. Ia mencontohkan ketika pada 1998  mengusulkan nama Roesmanhadi sebagai calon Kapolri ke Presiden BJ Habibie. Kepada Roesmanhadi, kala itu Wiranto wanti-wanti agar adiknya yang juga jadi polisi tidak diberi perlakuan khusus hanya karena punya kakak seorang Panglima TNI.

BACA JUGA: Irman Gusman Kantongi Dukungan Ulama Bukittinggi

"Saya ingin pangkat dan karir adik saya di Polri dinilai secara obyektif dan profesional saja. Alkhamdulillah tujuh tahun tidak naik pangkat. Kebablasan malah," kata Wiranto sembari tersenyum.

Karenanya pria kelahiran Yogyakarta, 4 April 1947 itu sengaja memilih pengusaha Hary Tanoesoedibjo sebagai tandem. "Beliau pengusaha sukses, lewat persaingan ketat dan saya yakin sudah tidak lagi mengejar harta. Kami ingin bekerja," kata Wiranto mempromosikan sosok Hary. (ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nazar Beber Lagi Politisi Penerima Uang dari Korlantas Polri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler