jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Saidiman Ahmad memuji penampilan Ganjar Pranowo dalam Kuliah Kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Depok, Jawa Barat, Senin (18/9).
Saidiman menyebut bakal capres di Pilpres 2024 itu mampu menunjukkan independensi dalam relasinya dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
BACA JUGA: Komunitas Sopir Truk Dukung Ganjar Atasi Lelah Berkendara dengan Senam Sederhana
“Ganjar cukup independen. Tidak terlihat dia jadi boneka siapa pun, bahkan sebelumnya, partainya sendiri terlihat agak kritis pada Ganjar,” kata Saidiman.
Peneliti di Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) itu lantas mengomentari istilah 'petugas partai' yang disematkan kepada kader-kader PDIP.
BACA JUGA: Menghibur Warga, Ganjar Sejati Gelar Ngobeng Lauk di Tasikmalaya
Saidiman menyebut penggunaan istilah 'petugas partai' lebih sebagai cara parpol pimpinan Megawati Soekarnoputri itu mengingatkan para kadernya, terutama yang di eksekutif, berpegang teguh pada ideologi.
“Istilah petugas partai digunakan agar para kader itu tidak keluar dari benteng ideologis partai ketika menjalankan pemerintahan,” tuturnya.
Saidiman juga menyinggung soal cerita Ganjar di depan mahasiswa UI mengenai dinamika di internal PDIP sebelum Megawati memutuskan mantan gubernur Jawa Tengah itu sebagai bakal capres.
BACA JUGA: Tampil Memikat di UI, Ganjar Buktikan Diri Jadi Pelayan Rakyat, Bukan Petugas Partai
Ganjar berkali-kali menjadi sasaran pernyataan kritis yang dilontarkan sesama kader PDIP. Misalnya, Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto menyebut Ganjar sudah 'kemajon' (terlalu maju) dan 'kemimnter' (sok pintar).
Namun, pada 21 April 2023, para kader PDIP langsung satu suara ketika Megawati memutuskan Ganjar menjadi bakal capres. Bambang pacul pun termasuk aktif menggalang dukungan bagi Ganjar.
Lebih lanjut Saidiman menganggap istilah 'petugas partai' perlu diluruskan.
Misalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga dilabeli 'petugas partai' karena statusnya sebagai kader PDIP. Namun, kebijakan-kebijakannya tidak serta-merta dalam kontrol PDIP.
“Joko Widodo juga adalah petugas partai. Jokowi tidak terlihat dikendalikan oleh Megawati,” sebutnya.
Saat sesi tanya jawab Kuliah Kebangsaan di FISIP UI, Senin (18/9), seorang mahasiswa bernama Naufal mengajukan pertanyaan apakah Ganjar kelak jika jadi presiden tetap akan menjadi petugas partai alias boneka Megawati.
Namun, Ganjar menjawab pertanyaan itu dengan meminta Naufal meneliti jejak rekam jejaknya selama 10 tahun sebagai gubernur.
“Saya kader partai, tetapi (kalau jadi) presiden, atau gubernur, bukan. Itulah melayani,” kata Ganjar di depan ratusan mahasiswa itu.
"Kalau Anda meriset tentang saya, apa yang saya lakukan, adakah saya hanya berpihak kepada partai saya? Mungkin nyaris Anda tidak menemukan itu," imbuhnya. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganjar Pranowo Ingin Generasi Muda Indonesia Jadi Tuan di Negeri Sendiri
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan