Jadi Pembicara Kunci di Sosialisasi Ideologi Pancasila di UGM, Kepala BPIP Sampaikan Hal Ini

Senin, 28 Agustus 2023 – 22:28 WIB
Kepala BPIP Prof Yudian saat membuka sekaligus menjadi pembicara kunci pada sosialisasi pembinaan ideologi Pancasila bertajuk 'Wicara Pancasila: Gotong Royong Membangun Masyarakat Berkeadilan' di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin (28/8). Foto: Dokumentasi Humas BPIP

jpnn.com, YOGYAKARTA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi menyampaikan sejumlah pesan penting saat menjadi pembicara kunci (keynote speech) pada sosialisasi pembinaan ideologi Pancasila di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin (28/8).

Di acara bertajuk 'Wicara Pancasila: Gotong Royong Membangun Masyarakat Berkeadilan' itu, Prof Yudian menyebutkan ada dua yang membuat Indonesia menjadi utuh dalam persatuan dan diberikan segala-galanya oleh Tuhan.

BACA JUGA: BPIP Gelar PIP di Universitas Trunojoyo Madura, Ribuan Mahasiswa Antusias Mengikuti

“Dua hal yang membuat negara ini diberi segala-galanya oleh Tuhan yang Maha Esa, karena beriman dan bersatu. Kita beriman itu, Ketuhanan yang Maha Esa itulah maksudnya. Semua agama di situ yang secara resmi diakui oleh konstitusi dan Pancasila,” kata Prof Yudian.

Dari sisi religiusnya, lanjut Prof Yudian menjelaskan, NKRI dengan falsafah Pancasilanya merupakan negara yang paling dikasihi Tuhan.

BACA JUGA: BRIN, BPIP, dan LPPM Unnes Berkolaborasi dalam Riset & Pembangunan Berbasis Pancasila

“Dengan bahasa lain, NKRI dengan Pancasila ini merupakan negara tempat terkabulnya doa dan perjuangan para nabi,” terangnya.

Pada kesempatan itu, Prof Yudian membangun kembali semangat nasionalisme para mahasiswa dengan mengingatkan perjuangan kemerdekaan dan mengutip ungkapan Soekarno, yaitu 'Beri aku seribu orang tua, akan kucabut Semeru, beri aku 10 pemuda akan kuguncang dunia'.

"Apakah ungkapan Bung Karno tersebut sudah menjadi kenyataan atau belum?" tanya Prof Yudian kepada mahasiswa yang hadir.

Prof Yudian menjelaskan kenyataan kehebatan Pancasila tersebut sudah dibawa Soekarno dalam forum Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 30 September 1960.

Bung Karno pada saat itu menyampaikan pidato berjudul Membangun Dunia Kembali (To Build The World A New), yang salah satunya sebagai ajakannya untuk membangun dunia kembali didasarkan pada Pancasila.

“Pancasila menjadi jalan tengah ketiga di muka bumi,” tegasnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisopol) UGM Wawan Mas’udi menyampaikan tema sosialisasi membangun masyarakat berkeadilan menjadi sebuah agenda nasional dan kebangsaan yang sekaligus secara terus menerus menjadi tantangan bagi segenap anak bangsa.

“Pancasila sudah menjadi konsesus nasional," kata Wawan Mas'udi.

Menurutnya, perjuangan berat yang dilakukan para pendiri republik ini sampai pada sebuah rumusan ideologis.

"Bagaimana Indonesia yang masyarakatnya sangat plural, yang sejarahnya sangat panjang, yang potensinya luar biasa itu, pada akhirnya harus bisa membawa nilai-nilai kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakatnya. Rumusan ideologi Pancasila arahnya ke situ," paparnya.

Wawan menyampaikan kolaborasi antara UGM dan BPIP diharapkan bukan semata-mata untuk mensosialisasikan Pancasila sebagai ideologi yang sudah menjadi konsensus nasional.

Namun, lanjut Wawan, menjadikan Pancasila sebagai inspirasi bagi semua orang, termasuk generasi muda untuk bisa menghadapi tantangan-tantangan, di antaranya terkait perubahan iklim, transformasi digital, dan social inclusion.

Menurut Wawan, ada tiga tantangan besar untuk mewujudkan masyarakat berkeadilan sebagaimana terdapat dalam nilai-nilai Pancasila yang menjadi sumber inspirasi.

"Kalau alam konteks Fisipol, kami rangkai dalam satu narasi besar yang disebut sebagai triple discruption dan megashift. Tiga discrupsi besar yang kira-kira menjadi agenda untuk mewujudakn masyarakat berkeadilan,” jelas Wawan.

Semangat membangun bangsa dan menghadapi berbagai tantangan disampaikan juga Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Ir. Prakoso.

Prakoso menggambarkan bahwa keragaman keilmuan di universitas dan para mahasiswanya yang akan membawa Indonesia ke depan.

“Di sinilah di kiri kanan kita, yang menentukan Indonesia sekarang ini, ada Kehutanan (fakultas), Fisipol, Hukum, Ekonomi, Ekonomi Pancasila, Indonesia itu besar, yang seperti disampaikan Pak Dekan tadi, Indonesia juga majemuk, Sabang sampai Merauke, Miangas sampai Pulau Rote,” terang Prakoso.

Sementara itu, Wakil Ketua Yayasan Ghifari Toto Suparwoto berterima kasih kepada BPIP yang senantiasa memberikan pembinaan ideologi Pancasila terhadap Yayasan Ghifari. Seusai acara Wicara Pancasila di UGM,
Dia juga mengajak Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi untuk mengunjungi Yayasan di Bantaran Kali Code.

Hadir langsung pada sosialiasi tersebut, segenap civitas akademika UGM, para dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler