Jadi Penerus Perusahaan Ayah, Banyak Belajar Dari Karyawan

Rabu, 13 April 2016 – 13:56 WIB
Shelly L. Koamesah. FOTO: Radar Bekasi

jpnn.com - Shelly L. Koamesah, 31, merupakan salah satu nasabah BCA Prioritas. Meski masih muda, dia menjabat sebagai Finance Division Head PT. Multikarya Sinardiamika. Mau kenal sosoknya? Simak ceritanya….

LAPORAN EKO ISKANDAR, Bekasi

BACA JUGA: Dua Pegawai Pajak Dihabisi, Pak Dirjen Gandeng Kapolri

 

Senyum sumringah dari Shelly L. Koamesah menyapa kami saat menyambangi kantornya di Jalan Wahab Affan No 41 Pondok Ungu, Medan Satria, Bekasi Barat, Kamis (17/3) siang. Di ruangan sekitar 4 x 6 meter, wanita lulusan Universitas Bina Nusantara  jurusan ekonomi dan komputer ini terlihat begitu energik saat memulai pembicaraan.

BACA JUGA: Ahok: Laporan BPK Itu Menipu!

Shelly, begitu ia akrab disapa, bercerita bahwa PT. Multikarya Sinardiamika yang bergerak dalam bidang jasa manufacturing itu merupakan milik ayah kandungnya sendiri, Davidson Koamesah, yang saat ini juga masih menjabat sebagai presiden direktur di perusahaan tersebut. 

Meskipun demikian, bukan berati jabatan yang diembannya bukan secara tiba-tiba ia dapatkan begitu saja.

BACA JUGA: Ssst...Ini Ciri-Ciri Menteri yang Akan Direshuffle

“Saya bekerja di sini dari nol, awalnya hanya staf administrasi yang kerjaannya cuma input data. Kemudian belajar secara terus menerus, lalu naik jabatan,” tuturnya sambil tersenyum.

Bekerja di perusahaan milik ayahnya sendiri  bukan permintaan Shelly. Karena sering diajak mampir ke kantor sang ayah waktu zaman sekolah membuatnya ingin tahu dan penasaran belajar banyak hal yang ada dalam perusahaan tersebut. 

Sementara, waktu kuliah ia juga sering belajar pembukuan, hingga akhirnya tertarik dan setelah lulus kuliah ia langsung bekerja.

Saat ini ia sudah bekerja selama lima tahun di perusahaan itu. Shelly  belajar banyak ilmu dari ayahnya, seperti ilmu manajemen keputusan. 

Namun demikian, ia juga tetap belajar dari karyawan lainnya. Bukan tanpa alasan, karena banyak para karyawan dari perusahaan ayahnya itu yang sudah bekerja lebih dulu dan lebih berpengalaman dari dirinya.

Wanita kelahiran tahun 1985 ini menyadari, bekerja di perusahaan manufaktur harus memiliki banyak ilmu yang dicari dari karyawan lain. Berbeda halnya dengan perusahaan ritel yangcukup dengan modal marketing saja untuk menjalankan bisnis.

Ternyata, ilmu yang dicari dari para karyawannya itu tidak semudah yang dibayangkan. Ya, Shelly merasa kesulitan berkomunikasi dengan mereka karena para karyawannya itu kebanyakan lelaki.

“Tetapi saya tetap berusaha, bagaimana saya bisa belajar dari mereka, namun mereka tetap respect kepada saya sebagai atasannya.Antara atasan dan bawahan,” tuturnya.

Meskipun sebagai putri pemilik perusahaan, namun ia tidak mau bersikap manja. Apabila ingin sesuatu yang dibutuhkan, ia lebih memilih untuk meraihnya sendiri. 

Kalau dibayangakan, asyik memang jadi anak bos di perusahaan sendiri. Seperti Shelly ini, yang diberikan kelonggaran waktu selama bekerja. 

Akan tetapi, meskipun begitu ia tetap berkomitmen dan bertanggung jawab menjalan tugasnya. Ia berpendapat kerja di manapun memiliki tantangan yang sama  yakni harus bisa berkembang. Maka dari itu ia tetap menikmati pekerjaan yang dijalaninya saat ini.

Selain bercerita tentang dirinya dalam perusahaan itu, ia juga bercerita awal perusahaan Ayahnya itu berdiri. Ya, Davidson Koamesah merupakan ayah yang sangat dibanggakan oleh Shelly. 

Davidson merupakan seseorang yang memulai bisnis dari nol sejak 1986. Dulunya ia sempat bekerja dengan orang lain di sebuah perusahaan otomotif. 

Dari situlah ia banyak belajar mengenai ilmu otomotif. Hingga akhirnya pada 1990, ia tertarik untuk membuka sendiri sebuah perusahaan kecil (CV) dengan menyewa tempat. Orang tuanya itu dulu berpikir, kalau bekerja dengan orang lain, kapan mau majunya. 

Sedangkan jiwa bisnis sang ayah cukup mampu sebagai bekal untuk memulai usaha sendiri.

“Sewaktu ayah buka usaha sendiri, beliau juga masih bekerja di perusahaan otomotif. Ia mengerjakan usahanya sendiri sore hari setelah pulang kerja,” katanya bercerita.

Setelah beberapa tahun memiliki perusahaan kecil dengan memperkerjakan tiga orang karyawan, perusahaan Ayahnya mengalami perkembangan. Hingga akhirnya, sang ayah meninggalkan perusahaan otomotif tempat ia bekerja.

Dengan perkembangan bisnis yang cukup pesat, pada 1994 didirikanlah PT. Multikarya Sinardiamika. Awalnya, perusahaan ini hanya memproduksi bumper mobil saja. 

Namun sekarang, perusahaan ini sudah memiliki 3 plant untuk berproduksi dimana plant 1 berisi  stamping, welding dan assembling. Sementara untuk plant 2 dan 3 untuk proses painting. 

Selama ini PT Multikarya Sinardinamika sudah menjadi suplier tetap  untuk  PT Astra Daihatsu Motor (ADM), PT Kramayuda Tiga Berlian (KTB), PT Nissan Motor Indonesia (NMI) dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN)

Perjalanan bisnis perusahaan milik Ayahnya itu tidak selalu berjalan mulus. Banyak sekali tantangan yang hadapi, hingga hampir tutup. Pada 1997-1998 krisis moneter menghantam perusahaan itu yang membuat lahan yang ditempatinya harus disewakan untuk modal biaya operasional. 

Kemudian Ayahnya itu menyewa lahan kecil agar usahanya tetap jalan dan tetap dapat  memperkerjakan karyawan yang berjumlah 100 orang. Tantangan kembali menghampiri pada 2008 saat terjadi krisis ekonomi dunia. Meskipun demikian, karyawan mereka tetap memiliki loyalitas yang tinggi.  Maka, perusahaan tidak mau semena-mena melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Karyawan. 

Sempat bertahan dan kembali pada keadaan semula, pada 2015 perusahaan itu kembali dihantam dengan tingginya nilai tukar dollar terhadap rupiah. 

“Karena jiwa Ayah memang bisnis, jadi tantangan yang ada tetap dihadapi dengan pengalaman yang sudah didapat. Optimis juga,” tutup Shelly menceritakan kiat sang ayah menghadapi berbagai tantangan bisnis. 

Dengan BCA, Shelly telah bermitra sejak 2007 lalu. Awalnya ia pernah meminjam modal dari bank swasta terbesar itu untuk kebutuhan modal bisnis perusahaan. Selain itu, ia juga memakai fasilitas BCA lainnya, seperti KlikBCA Bisnis. 

Baginya banyak kelebihan yang diberikan oleh BCA. Salah satunya adalah dengan jumlah cabang yang sangat banyak yang memudahkannya ketika ingin melakukan transaksi.

“Kelebihannya yang pasti karena cabangnya banyak, jadi lebih mempermudah. Fleksibel dimana aja ada. Apalagi karena kami nasabah BCA Prioritas, jadi lebih diperhatikan,” ungkapnya. (**) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahyudin Bilang Setoran 20 M Itu Ibarat Kalah Judi, Diadu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler