jpnn.com, JAKARTA - Universitas Terbuka (UT) memasuki babak baru dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN BLU) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) di usia yang ke-38.
Perubahan ini menjadi semangat dan motivasi ekstra bagi UT untuk berkomitmen meningkatkan mutunya sebagai perguruan tinggi terbuka dan jarak jauh (PTTJJ).
BACA JUGA: UT Jadi Kampus Atlet Dunia, Ada Candra Wijaya hingga Muhammad Albagir
"Dengan bertransformasi sebagai PTN-BH diharapkan UT makin mengokohkan capaiannya menjadi terdepan dalam invasi PTTJJ," kata Rektor UT Prof Ojat Darojat pada acara Dies Natalis UT ke-38 juga pembukaan Diskusi Ilmiah, Pekan Olahraga, dan Seni (Disporseni) Nasional di kampus UT Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Rabu (22/6).
Perubahan ini juga menjadikan UT makin otonom khususnya di bidang akademik, keuangan, sumber daya manusia (SDM), dan juga pengelolaan aset.
BACA JUGA: Prof Ojat Darojat Ungkap Keberhasilan Universitas Terbuka di Hadapan Bamsoet
Hal ini juga mendorong UT menjadi terdepan sebagai perintis pendidikan terbuka dan jarak jauh untuk memajukan kualitas pendidikan masyarakat hingga pelosok tanah air.
"Semua civitas harus memiliki komitmen yang sama untuk memajukan UT, apalagi saat ini dihadapkan suasana dan era baru, yakni pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak lagi menjadi monopoli UT," kata Prof Ojat Darojat.
BACA JUGA: Sah! Profesor Ojat Darojat Kembali Pimpin Universitas Terbuka
UT sebagai pelopor dan role model pembelajaran jarak jauh telah bersiap diri menghadapi era tersebut.
Oleh karena itu, momentum peralihan status UT naik kelas menjadi PTN-BH memerlukan kerja keras dan juga kerja sama untuk meraih tujuan tersebut.
"UT bisa tumbuh besar dan sehat ketika dihadapkan pada situasi yang kompetitif," ujar Prof Ojat.
Persaingan yang kompetitif dalam pembelajaran jarak jauh kian memacu dan memicu UT untuk terus makin baik dan berkualitas, baik dalam penggunaan teknologi terkini maupun juga dalam pembelajaran.
Selain itu, UT juga berkomitmen mencetak lulusan-lulusan yang memiliki bekal dan kompetensi yang mumpuni sesuai bidangnya masing-masing.
"Maka keputusan untuk naik kelas, kami pandang sebagai sebuah keputusan yang tepat agar lebih cepat, lebih lincah dalam merespons setiap dinamika perubahan yang terus berkembang di tengah-tengah masyarakat," pungkas Prof Ojat Darojat. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad