jpnn.com - JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Riau Agung Mulyana langsung menghadapi persoalan Berat. Pejabat eselon I Kemendagri yang baru dilantik menggantikan M Sani sebagai gubernur Kepri, Jumat (21/8) itu mendapat warisan defisit APBD 2015 yang nilainya besar.
Menurut Agung, ada defisit APBD Kepri tinggalan Sani yang mencapai Rp 800 miliar. “Ini bukan semiliar atau dua miliar, tapi Rp 800 miliar. Tentu saya harus pelajari dulu,” katanya.
BACA JUGA: Tersangka Sindikat Penipuan CPNS Masih Terima Gaji
Agung merasa perlu mencari penyebab defisit anggaran APBD Kepri yang begitu besar. “Apakah karena DBH yang belum turun, atau ada sebab lain,” ucap anak buah Tjahjo Kumolo di Kemendagri itu.
Namun, Agung sudah punya beberapa konsep untuk mendongkrak pandapatan asli daerah (PAD) Kepri. Salah satunya adalah dengan melaksanakan kebijakan Presiden Joko Widodo tentang pengembangan poros maritim dunia dan tol laut.
BACA JUGA: Lukman Hakim Lengser, Ingin jadi Pengurus Masjid
“Dan di Indonesia yang paling potensial untuk itu (poros maritim, red) ya Kepri. Setiap hari ada ratusan kapal besar melitas di sana,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Administrasi Kewilayahan Kemendagri itu.
Sayangnya, kata Agung, kapal-kapal itu hanya melintas. Padahal, Kepri bisa mendapat pendapatan besar jika setiap besar yang melintas singgah sehari saja.
BACA JUGA: Digigit Anjing, Siswi SD Berperilaku Aneh, Akhirnya Meninggal
Ia lantas mengibaratkan Kepri seperti jalan tol yang hanya dilintasi para pengendara mobil tanpa ada yang singgah ke rest area. “Ibarat jalan tol, ada yang berhenti untuk mampir sekadar beli air. Lha ini ada 200 kapal melintas di Kepri dalam sehari. Andai mereka singgah dan bayar USD 200 saja maka bisa mendapatkan pemasukan USD 40000. Itu baru per hari,” ucapnya.
Selain itu, Agung yang sudah sering ke Kepri karena pernah menjadi deputi di Badan Nasional Pengelola Perbatasan itu mengatakan, provinsi yang kini dipimpinnya juga punya Anambas yang kaya dengan potensi alam termasuk untuk wisata lautnya. Ia lantas mengutip sebuah majalah bergensi di Amerika Serikat yang menobatkan keindahan laut dan pantai di Anambas di peringkat kedua di dunia.
“Tapi kan hanya sekadar dinibatkan saja, sementara pemanfaatannya belum optimal. Padahal itu kan potensi luar biasa,” katanya.(ara/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Salero Bundo Dirusak, Massa Mengamuk Balikkan Angkot
Redaktur : Tim Redaksi