jpnn.com, SEMARANG - Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah Ahmad Darodji menyatakan pengelolaan dana di Baznas Jateng selalu diaudit oleh akuntan publik independen.
Hal ini tentu untuk menguatkan kepercayaan publik atas dananya yang dikelola melalui Baznas Jateng.
BACA JUGA: Kemensos Pertanyakan ACT yang Tak Tahu Aturan Pemotongan Dana Umat
“Tentu ada laporannya secara berkala dan itu transparan, ada audit dari akuntan publik independent dan juga ada audit syariah. Jadi Baznas ini kesyariahannnya betul apa tidak itu ada auditor syariah," ujarnya Ahmad.
Menurutnya, itu juga sesuai dengan amanat dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
BACA JUGA: Ganjar Senang Mendapat Bantuan Baznas Jateng Untuk Penanggulangan Bencana
Selama ini, kata dia, di era kepemimpinan Ganjar, Baznas dikelola semakin optimal. Salah satunya melalui zakat ASN yang terus digenjot oleh Ganjar dan ternyata memiliki potensi yang besar.
Dana yang terkumpul di Baznas Jateng sendiri mencapai Rp 57 miliar. Kebanyakan, dana itu didapat dari zakat ASN Pemprov Jateng yang secara otomatis dipotong dari gaji.
BACA JUGA: Bersama dengan BAZNAS, Perusahaan Ini Salurkan Lampu ke Masjid di Jabodetabek
Pemotongan otomatis melalui payroll berlaku sejak 2018.
Meski mengelola uang sebanyak itu, sekitar 70 persen pengelolaan dikembalikan kepada instansi dinas terkait.
"Jadi mereka itu setor, bukan duit ini, cuma angka ya. Setor 100 persen, kemudian mengajukan kegiatan sebanyak 70 atau 60 persen. Ini untuk perbaikan masjid setempat, ini untuk marbotnya, ini untuk bantu rumah sakit, ini untuk bantu pensiunan yang miskin jadi ada hitungannya. Mereka membuat programnya," ungkap Darodji.
Untuk operasional, Baznas Jateng mengambil 12 persen sesuai dengan peraturan yang ada. Sebanyak 12 persen itu diambil dari 30 persen dana maksimal yang masuk.
"Jadi yang kita kelola 30 persen. Jadi kita kalau ngambil operasional ya 12 persen kali 30 persen itu," ujarnya.
Melalui pengelolaan yang optimal dan akuntabel tersebut, Ketua Baznas RI Noor Achmad beberapa waktu lalu mengungkapkan apresiasinya kepada Baznas Jateng.
“Saya harus datang ke Jawa Tengah karena mengapresiasi yang dilakukan Pak Gubernur. Dalam catatan kami Bapak Gubernur ini (Ganjar) orang yang paling punya perhatian terhadap Baznas,” ucap Noor Achmad.
Noor Achmad mengatakan Jawa Tengah menjadi provinsi dengan perolehan ZIS terbesar di Indonesia.
Dia mengaku inisiasi yang dilakukan Ganjar dalam menggandeng Baznas selalu dia ceritakan di manapun berada, untuk menginspirasi.
“Saya blak-blakan kalau keliling Indonesia selalu berikan contoh tentang Provinsi Jawa Tengah bahwa Gubernur Jateng luar biasa dalam mendorong perolehan zakat. Hubungan (baik) antara Baznas dengan provinsi, mendorong hubungan (yang baik pula) antara Baznas dengan kabupaten kota,” kata Noor Achmad.
Noor yakin dengan dukungan Ganjar, potensi ZIS di Jawa Tengah akan bisa dimaksimalkan. Pada 2021 saja, perolehan Zakat di Jawa Tengah mencapai Rp57,4 miliar. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia