jpnn.com, JAKARTA - Jaksa penuntut umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan anggota Komisi I DPR Fayakhun Andriadi pada persidangan suap proyek satelit Badan Keamanan Laut (Bakamla) di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (31/1). Pada persidangan terhadap mantan Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Bakamla Nofel Hasan itu, Fayakhun membeber hubungannya dengan Ali Fahmi alias Fahmi Habsy.
Menurut Fayakhun, dia mengenal Ali Fahmi sebagai tenaga ahli di Bakamla melalui Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin. Fahmi mengaku kader PDI Perjuangan seperti halnya Hasanuddin yang juga politikus senior di partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.
BACA JUGA: Sah, Partai Pak Yusril di Jabar Pilih Dukung Hasanah
"Mulanya saya tidak kenal Saudara Ali Fahmi sampai kemudian dikenalkan oleh teman saya, senior Tubagus Hasanuddin sesama anggota komisi I. Saat itu saya dikenalkan sebagai komisi I, sedang RDP," ujar Fayakhun menjawab pertanyaan JPU tentang perkenalannya dengan Fahmi.
Fayakhun menuturkan, Fahmi getol menghubunginya setelah pertemuan itu. "Setelah itu yang bersangkutan agresif ingin hubungi saya," imbuhnya.
BACA JUGA: Bismillah, Eksponen Muhammadiyah Jabar Dukung Hasanah
Demi menghormati Hasanuddin yang memang senior di Komisi I DPR, Fayakhun pun akhirnya menemui Ali Fahmi. Dalam pertemuan itu, Ali Fahmi meminta bantuan untuk penguatan Bakamla.
"Saya menghormati senior saya Pak Tubagus Hasanuddin, saya temui (Ali Fahmi, red). Ketika ketemu, dia sampaikan minta bantuan sehubungan dengan Bakamla. Saya menolak. Dia sampaikan Bakamla perlu dikuatkan karena negara kita mengalami pencurian ikan," beber Fayakhun.
BACA JUGA: Bertemu Tokoh Lintas Agama, Kang TB Ingatkan Hal ini
Apakah dukungan tersebut terkait dengan proyek satelit monitoring dan drone? Fayakhun menyebut permintaan dukungan dari Ali Fahmi belum spesifik mengarah soal itu.
"Belum sampai spesifik. Intinya minta dukungan komisi I untuk mensupport Bakamla," tukasnya.
Sampai saat ini, Ali Fahmi tak diketahui keberadaannya. Dia disebut pernah menawari PT Melati Technofo Indonesia (MTI) mengikuti tender pengadaan satellite monitoring di Bakamla senilai Rp 400 miliar.
Ali Fahmi menyampaikan permintaan fee 6 persen terkait proyek tersebut. Fahmi Darmawansyah selaku bos PT MTI menyanggupinya dan menyerahkan uang Rp 24 miliar kepada Ali Fahmi melalui Hardy Stevanus dan Adami Okta pada 1 Juli 2016.(dna/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahmi Ralat Kesaksian Soal Anggota DPR Penerima Duit Bakamla
Redaktur & Reporter : Antoni