Jadi Tuan Rumah Konferensi Bioinformatika Terbesar Se-Asia Pasifik, Begini Penjelasan Rektor YARSI

Senin, 23 September 2019 – 15:04 WIB
YARSI menjadi tuan rumah International Conference of Bioinformatics (InCoB) 2019 yang digelar di Jakarta, 9-12 September lalu. Foto: Humas YARSI for jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Rektor Universitas YARSI Prof dr H Fasli Jalal, PhD mengatakan pihaknya telah dipercaya bekerja sama dengan Asia Pacific Bioinformatics Network (APBioNet), sebagai tuan rumah konferensi bioinformatika tertua di Asia Pasifik 2019 dan untuk pertama kalinya digelar di Indonesia. Kepercayaan diberikan setelah sebelumnya YARSI sukses menggelar konferensi bertaraf internasional.

"Kami telah menyelenggarakan berbagai seminar dan workshop di bidang yang berkaitan dengan bioinformatika, seperti Introductory Bioinformatics Workshop 2017, International Symposium on Bioinformatics (InSyB) 2017 yang diadakan untuk pertama kalinya di Indonesia, Bioinformatics Colloquium 2018 dan Bioinformatics Workshop Fiesta 2018," ujar Prof Fasli di Jakarta, Senin (23/9).

BACA JUGA: Gaet Universitas Inggris untuk Gelar Sarjana Baru di Bisnis dan Penerbangan

Pandangan senada juga dikemukakan Ketua Umum InCoB 2019 dr Rika Yuliwulandari. Ia menyatakan terima kasih karena YARSI dipercaya menjadi tuan rumah International Conference of Bioinformatics (InCoB) 2019 yang digelar 9-12 September lalu.

Konferensi bioinformatika tertua di Asia Pasifik tersebut diadakan bersamaan dengan Genomic Medicine Conference (GMC), serta The 8th South East Asian Pharmacogenomics Research Network (SEAPHARM) meeting dan the Global Organization for Bioinformatics Learning, Education and Training (GOBLET) Annual General Meeting 2019.

BACA JUGA: Tujuh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Yarsi Hilang di Gunung Salak

Konferensi mengangkat tema "Bioinformatics for Precision Medicine", dengan menghadirkan sejumlah pembicara. Antara lain, Prof Sir Munir Pirmohameo999d, MB ChB (Hons), PhD, FRCP, FRCP(E), FBPhS, FMedSci. University of Liverpool. Prof Katsushi Tokunaga, The University of Tokyo, Prof Christine Orengo, University College London. Dr Denis Bauer. CSIRO Australia, Prof. Stuart C. Ray, MD, FACP, FIDSA. John Hopkins Medicine dan Prof Adrian Hill, Oxford University.

“Kami sangat senang memiliki 10 keynote speaker dan plenary speaker di konferensi ini. Kami juga menyediakan Empat workshop gratis yang telah kami sediakan untuk semua peserta InCoB 2019, sukses direspon mereka. Dua diantaranya didukung oleh GOBLET. Kami berterima kasih banyak kepada mereka atas waktu dan kontribusi yang signifikan untuk konferensi ini," kata dr Rika.

Rika Yuliwulandari yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI juga mengatakan, Genomic Medicine Conference (GMC) merupakan flagship conference dari Pusat Penelitian Genetik Universitas YARSI. Sedangkan APBioNet, organisasi internasional nirlaba yang dibentuk pada tahun 1998 dan memiliki fokus memajukan bioinformatika di Kawasan Asia Pasifik.

Dia menyebut misi APBioNet sebagai mitra Universitas YARSI karena sejak awal menjadi pelopor pertumbuhan dan perkembangan pendidikan, pelatihan, pengetahuan, infrastruktur, sumber daya dan penelitian di bidang bioinformatika di antara negara-negara anggota.

"APBioNet memiliki lebih dari 20 organisasi anggota dan 2.000 anggota perorangan yang tersebar di lebih 12 negara anggota di wilayah Asia Pasifik. Saat ini, APBioNet merupakan organisasi regional bioinformatika terbesar di Asia Pasifik, dan salah satu yang tertua," ucapnya.

Organisasi ini terus memperluas keberadaannya di wilayah internasional dengan terus merangkul komunitas ilmiah dan industri secara aktif melalui konferensi unggulannya, yaitu International Conference on Bioinformatics (InCoB). Kemudian InCoB merupakan flagship conference dari APBioNet, yang diinisiasi di Bangkok, Thailand pada 2002.

Selama 18 tahun, InCoB telah diselenggarakan setiap tahunnya di berbagai negara di Asia Pasifik dan telah berkembang menjadi salah satu konferensi bioinformatika terbesar yang menargetkan para praktisi yang berasal dari latar belakang biologi maupun komputer.

"Namun, Indonesia belum pernah sekalipun mendapatkan kepercayaan sebagai tuan rumah pertemuan internasional ini dan baru tahun ini mendapat kepercayaan tersebut," ucapnya.

Kepercayaan diberikan setelah Pusat Penelitian Genetik Universitas YARSI mencoba mengajukan bidding kepada APBioNet untuk membawa InCoB ke Indonesia, sejak 2016 lalu. Kegigihan perjuangan tersebut membuahkan hasil dengan ditunjuknya Indonesia melalui Universitas YARSI sebagai tuan rumah InCoB 2019.

"Saya kira semua setuju jika usaha ini patut disyukuri dan disambut dengan baik oleh pemerintah dan komunitas ilmiah di Indonesia, karena dunia internasional mulai mengenali dan mengapresiasi perkembangan bioinformatika di Indonesia," tutur dosen terbaik sains dan teknologi dari LL Dikti 2018 dan finalis dosen berprestasi nasional bidang sains dan teknologi dari Ristek Dikti ini.(gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler