Jadikan Pandemi Sebagai Momentum untuk Berintrospeksi

Selasa, 17 Agustus 2021 – 02:20 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo (kiri atas) menjadi pembicara dalam Podcast yang digelar Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri bertema “Harmoni Kebangsaan Dalam Kebinekaan” pada Senin (16/8/2022). Foto: Tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo hadir sebagai pembicara dalam Podcast yang bertema “Harmoni Kebangsaan Dalam Kebinekaan” pada Senin (16/8/2022).

Dalam Podcast yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri ini, Benny menjelaskan bahwa kebinekaan bangsa Indonesia sudah ada sejak dulu.

BACA JUGA: Kampus Merdeka: Masuk Akademi Bhinneka, Mahasiswanya Digaji, Dapat Sertifikasi

“Kebinekaan dan kebangsaan sudah terjadi sejak dulu karena sudah menjadi cari berpikir, bertindak, bernalar, dan berelasi masyarakat Indonesia. Kita harus sadari bahwa bangsa ini terdiri dari ribuan etis dan budaya yang bisa hidup damai,” kata Benny.

Menurut Benny, persoalan bangsa saat ini adalah bagaimana caranya supaya sila kelima yaitu keadilan sosial bisa terwujud.

BACA JUGA: Romo Benny: Pandemi Covid-19 Sebaiknya Dijadikan Refleksi Kebudayaan

“Persoalan kita sekarang ada bagaimana mewujudkan sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jika ingin sejahtera dan makmur harus diwujudkan sila kelima ini," tegas Benny.

Menurut Romo Benny, pandemi saat ini seharusnya menjadi momentum untuk introspeksi dan berbenah diri. Penduduk Indonesia, termasuk pemerintah harus mempercayai bahwa kemandirian bangsa dapat dilaksanakan tanpa menggantungkan diri berlebih kepada pihak-pihak di luar Indonesia.

BACA JUGA: Romo Benny Ajak Meneladani Nilai Perjuangan Nae Nababan

“Pandemi saat ini seharusnya menjadi momentum kita untuk introspeksi dan membenahi tata kelola baik birokrasi dan ekonomi untuk mengembalikan lagi kemandirian pangan, ekonomi, dan kesehatan. Kita mampu,” tegas Benny.

Budayawan yang akrab disapa Romo Benny ini juga menjelaskan bahwa ruang-ruang interaksi dan perjumpaan diperlukan untuk membangun kembali budaya musyawarah mufakat.

Selain itu, ruang publik harus diisi dengan hal positif dalam pembangunan persatuan bangsa Indonesia. Contohnya adalah perlu melestarikan permainan tradisional.

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan kebinekaan dapat membuat Indonesia bertahan tanpa meninggalkan identitas sebagai bangsa yang memiliki budaya yang tersebar. Kita bisa menjadi negara yang bersatu dan berdaulat karena perbedaan yang ada tidak dinegasikan.

“Sekarang ini bagaimana kita meneguhkan kembali Bhinneka Tunggal Ika ini. Menurut saya Bhinneka Tunggal Ika itu berbeda-beda agar kita satu atau justru persatuan itu adalah perbedaan. Kita bisa menjadi negara yang bersatu dan berdaulat karena perbedaan yang ada tidak dinegasikan," ujar Abdul.

Abdul menambahkan masyarakat harus kembali menumbuhkan kesadaran ke sejarah.

“Indonesia butuh membangun kembali kesadaran sejarah bahwa Indonesia terbentuk karena kesadaran pendiri bangsa serta mengakui dan merawat serta memperkuat keragaman yang ada dalam bentuk yang konstruktif,” ujar Abdul.(fri/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler