Jaga Kain Warisan Budaya, Kemenpar Gandeng Samuel Wattimena

Jumat, 22 Februari 2019 – 17:29 WIB
Samuel Wattimena dan Riana Meilia di Festival Bau Nyale 2019. Foto: Istimewa

jpnn.com, LOMBOK TENGAH - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggandeng desainer kondang Samuel Wattimena untuk menyelenggarakan fashion show sebagai bagian dari Festival Bau Nyale 2019 di Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pada 17-25 Februari 2019.

Selain menggandeng Samuel, Kemenpar juga berkolaborasi dengan desainer perhiasan mutiara Riana Meilia dan dua perajin tas ketak khas Lombok.

BACA JUGA: Debut Kemenpar di Christchurch Sukses Besar

Dalam kesempatan itu, Samuel mengoordinasi dan menggelar karya istimewa para perancang muda busana muslim.

Acara itu sangat istimewa karena Samuel mengajak sepuluh desainer muda dari Jakarta maupun Nusa Tenggara Barat.

BACA JUGA: SMSI dan Kemenpar Luncurkan Buku Jurnalisme Ramah Pariwisata

Mereka memamerkan 30 rancangan busana muslim kontemporer untuk pria dan wanita yang seluruhnya menggunakan kain tenun.

Pemilihan busana muslim sebagai tema kali ini, menurut Samuel, lantaran pemerintah melihat Lombok sudah menjadi salah satu destinasi wisata religi bagi muslim di Indonesia.

BACA JUGA: Generasi Milenial Diminta Manfaatkan Media Digital untuk Promosikan Wisata Lokal

Sementara itu, untuk pilihan kain tenun dilandasi pada alasan Samuel yang sangat kuat, yaitu kain tenun maupun kain-kain lain dari berbagai daerah harus dikerjakan oleh desainer muda.

“Sebab, saya ingin agar desainer muda mengenal kain daerah. Kedua, supaya kain daerah tersebut mendapatkan penanganan baru,” kata Samuel.

Samuel berharap, lewat acara itu dirinya bisa menginspirasi para desainer muda untuk menunjukkan potensi dalam "memanjangkan" umur kain tenun yang sudah menjadi warisan budaya.

Untuk mempercantik busana muslim yang diperagakan, Riana lebih banyak menampilkan bros, kalung dan cincin yang unik dan etnik.

Desainer yang belajar mendesain secara autodidak ini memadupadankan 20 buah perhiasan karyanya agar tampil elegan dan menyatu dengan busana muslim.

“Semoga acara ini bisa membuat craft daerah kami baik tenun, mutiara, maupun kerajinan lain khas Lombok kembali bangkit dan maju. Setidaknya dikenal di seluruh Indonesia dan negara-negara tetangga,” ujar Riana. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Stakeholder di Atambua Siap Berkolaborasi dengan Kemenpar


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler