jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai perlu menguatkan program bersih-bersih BUMN Karya untuk menjaga pelaksanaan proyek dengan maksimal.
Apalagi, saat ini Kementerian BUMN secara organisasi telah banyak melakukan perubahan.
BACA JUGA: Kinerja BUMN Meroket Setelah jadi Perusahaan Terbuka
Tak hanya menjalankan fungsi sentral dalam pengambilan keputusan strategis di rapat umum pemegang saham, BUMN juga berperan lebih aktif sebagai pembina dan pengawas perusahaan pelat merah.
Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan langkah bersih-bersih yang dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir baik untuk BUMN Karya, maupun seluruh perusahaan pelat merah, selaras dengan fungsi pengawasan dan pembinaan yang memang wajib dilakukan terhadap seluruh BUMN.
BACA JUGA: Lewat Cara Ini, Erick Thohir Dorong Entrepreneur Milenial Palembang Jadi Penggerak Ekonomi Global
"Saya kira langkah Pak Erick Thohir melakukan bersih-bersih di BUMN merupakan langkah tepat untuk memperkokoh BUMN sebagai salah satu pilar ekonomi nasional," ujar Piter, Senin (17/7).
Apalagi, BUMN Karya telah menjalankan tugasnya dengan baik yang memberikan kontribusi besar dalam percepatan pembangunan infrastruktur Indonesia.
BACA JUGA: Wasisto Ungkap Kebesaran Hati Prabowo Subianto
Selain itu, Piter juga mendukung Kementerian BUMN untuk mengawal proses hukum Waskita Karya sehingga memiliki kepastian dan memberikan jaminan keberlanjutan proyek infrastruktur nasional.
"Kalau ada masalah hukum seperti dugaan korupsi atau penyalahgunaan jabatan yang mengarah kepada korupsi memang harus diserahkan kepada penegak hukum seperti kepolisian atau kejaksaan," katanya.
Piter menambahkan, bersih-bersih BUMN ini juga perlu diiringi dengan konsistensi pemerintah untuk mendorong perusahaan negara untuk menerapkan korporatisasi sehat dengan tetap menerapkan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG).
Menurutnya strategi selaras ini akan efektif mendorong penguatan daya saing BUMN Karya.
"Tentu saja bersih-bersih ini tidak cukup dengan membawa satu dua kasus ke kejaksaan. Tapi benar-benar didukung dengan penguatan GCG di lingkungan BUMN," tuturnya.
Saat ini, banyak perusahaan pelat merah berlomba menerapkan GCG dengan maksimal.
Pasalnya, strategi ini akan menjadi pintu masuk menuju BUMN yang lebih sehat dan kredibel. Terlebih, Kementerian BUMN telah menerapkan sejumlah siasat untuk mengoptimalisasi BUMN.
Di antaranya menyusun klasterisasi berdasarkan sektor usaha sehingga mampu menghasilkan output yang lebih besar bagi perekonomian negara.
Sementara itu, Waskita Karya juga terus mendukung program bersih-bersih yang digalakkan oleh Kementerian BUMN, di antaranya dengan menerapkan GCG.
Kegiatan yang telah dilakukan Waskita Karya antara lain melaksanakan kebijakan sistem pelaporan atas dugaan penyimpangan pada perusahaan yang bersangkutan (whistle blowing system), dan penerapan aplikasi internal GCG dan WaRM (Waskita Risk Management).(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada